News
Sabtu, 25 Januari 2014 - 17:30 WIB

BANJIR JATENG : Banjir di Pati Memaksa 17.915 Orang Mengungsi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi banjir akibat tingginya curah hujan. (Article.wn.com)

Solopos.com, PATI — Sebanyak 52.636 keluarga atau 178.222 jiwa yang tersebar di 20 kecamatan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, terkena dampak bencana banjir yang melanda daerah itu sejak sepekan terakhir.

“Jumlah warga yang terkena dampak banjir masih bisa berubah karena ada daerah yang ketinggian genangan banjirnya semakin bertambah dan ada pula yang berkurang,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, Sujono, ditemui di Pati, Sabtu (25/1/2014).

Advertisement

Dari puluhan ribu warga yang terkena dampak banjir tersebut, katanya, sekitar 17.915 jiwa atau 4.191 keluarga harus mengungsi. Jumlah warga yang mengungsi diperkirakan bisa lebih dari jumlah itu karena ada pula yang mengungsi ke rumah saudaranya yang tidak terkena dampak banjir.

Sebanyak 17.915 jiwa yang mengungsi tersebut, kata dia, berdasarkan hasil pendataan di sejumlah lokasi pengungsian yang disediakan oleh pemerintah setempat. Jumlah desa yang mengalami banjir mencapai 149 desa yang tersebar di 20 kecamatan.

Dari puluhan desa tersebut, katanya, terdapat beberapa desa yang mengalami dampak banjir paling parah, di antaranya Desa Mintobasuki Banjarsari, Kosean, Pantirejo (Kecamatan Gabus), Wotan, Poncomulyo (Sukolilo), Kasian, Baturejo (Gembong), dan beberapa desa di Kecamatan Juwana. Ketinggian genangan banjir di masing-masing daerah, katanya, bervariasi, karena ada yang mencapai ketinggian hingga 1 meteran lebih.

Advertisement

Selain menggenangi pemukiman warga, banjir di Kabupaten Pati juga menggenangi lahan pertanian yang luasnya diperkirakan mencapai 11.832 hektare. Belasan ribu hektare lahan pertanian yang tergenang banjir tersebut tersebar di 10 kecamatan. Kesepuluh kecamatan tersebut, yakni Kecamatan Batangan, Sukolilo, Jakenan, Pati Kota, Tayu, Gabus, Kayen, Wedarijaksa, Juwana, dan Dukuhseti.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif