News
Kamis, 20 Oktober 2011 - 12:48 WIB

Banjir besar Thailand makin ancam Bangkok

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PARAH -- Banjir terlihat menggenangi kawasan di pinggiran Bangkok, Kamis (20/10/2011). Jika banjir ini sampai melumpuhkan Bangkok, perekonomian Thailand dipastikan akan sangat terpukul. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Bangkok (Solopos.com) – Banjir besar yang melanda Thailand tengah kini makin mengancam Ibukota Bangkok karena desakan air yang terus meningkat dari kawasan utama banjir. Kawasan di pinggiran bangkok dan beberapa bagin dalam kota sudah mulai tergenang air karena kanal-kanal mulai meluap.

PARAH -- Banjir terlihat menggenangi kawasan di pinggiran Bangkok, Kamis (20/10/2011). Jika banjir ini sampai melumpuhkan Bangkok, perekonomian Thailand dipastikan akan sangat terpukul. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Advertisement

Menteri Kehakiman Pracha Promnok yang memimpin pusat krisis banjir pemerintah, Kamis (20/10/2011), menyatakan para petugas pemerintah kota setempat telah semalaman berjuang memompa air keluar dari wilayah Samsen dan Makkasan yang terletak tak jauh dari istana raja dan kawasan pusat pariwisata. “Saya mengkhawatirkan warga Bangkok karena kalau situasi terus memburuk, pompa air rusak atau kami tidak bisa memompa air tepat waktu, maka ada risiko Bangkok bakal tergenang seluruhnya,” ujar Pracha. Pagi ini menurut dia ketinggian air masih bisa dikendalikan. “Saya sudah perintahkan otoritas pengairan metropolitan untuk mempercepat produksi air minum,” imbuhnya.

Laporan TV menunjukkan banjir yang meluap ke dalam kanal-kanal, sementara warga perkampungan sibuk memperbaiki tanggul dengan karung-karung pasir. “Air kotor banjir yang masuk ke dalam kanal sumber air minum hanya sekitar 5 persen dari persediaan air bersih dan kami kini tengah memperbaiki kebocoran yang ada,” sebut otoritas air bersih dalam situsnya. Mereka juga menjamin bahwa air keran masih aman dikonsumsi. Meski begitu banyak warga Bangkok yang langsung memborong air minum kemasan. Sebuah pasar swalayan besar Kamis pagi sudah kehabisan stok air kemasan.

Akibat banjir di kawasan utara, timur laut dan tengah Thailand ini, yang disebut terburuk dalam lima dekade terakhir, setidaknya 320 orang tewas. Banjir terjadi sejak akhir Juli lalu dan hingga kini sepertiga wilayah Thailand masih mengalami dampaknya. Sejumlah wilayah di kawasan tengah termasuk provinsi pusat industri Ayutthaya masih tergenang banjir.

Advertisement

Guna mengatasi ancaman banjir terhadap Bangkok, pihak berwenang berupaya mengelakkan banjir dari pusat kota dengan menggunakan sistem jaringan kanal dan saluran air. Upaya ini cukup berhasil akhir pekan lalu saat banjir kiriman dari utara tiba berbarengan dengan hujan lebat dan gelombang pasang. Namun kini risiko banjir semakin meninggi.

Perdana Menteri Yingluck Shinawatra yang baru dua bulan menjabat menjadi bulan-bulanan kritik karena pemerintahnya dianggap lamban bereaksi dan banyak mengeluarkan pernyataan yang membingungkan. Bank sentral Thailand memperkirakan nilai kerugian total akibat banjir ini sebesar lebih dari 100 miliar baht atau Rp 28,6 triliun. Mereka juga menegaskan siap melonggarkan kebijakan fiskal jika diperlukan.

Rabu kemarin Komisi Kebijakan Moneter Bank Sentral sepakat mempertahankan tingkat suku bunga pada 3,5 persen. “Komite siap menggelar pertemuan darurat karena harus diakui banjir ini membawa dampak yang sangat besar bagi sektor riil,” ujar Gubernur Bank of Thailand, Prasarn Trairatvorakul.

Advertisement

bas/Rtr

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif