SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
JOGJA: Di tengah persaingan industri otomotif yang kian ketat akibat tekanan krisis keuangan global, PT Bajaj Auto Indonesia justru menargetkan pertumbuhan market share-nya hingga akhir 2009. Marketing Manager Bajaj Auto Indonesia, M Cahyono, mengatakan, dia optimistis pangsa pasar Bajaj naik selama 2009.
“Tahun 2007 lalu market share kami hanya 2%, 2008 naik jadi 4%, dan sampai akhir 2009 nanti kami berharap sudah memiliki 6-7% pangsa pasar motor di Indonesia,” ujarnya, saat launching produk baru Bajaj XCD 125 DTS-Si, di Mandala Krida, akhir pekan lalu.
Cahyono mengaku, peningkatan pangsa pasar itu didukung produk-produk merek Bajaj yang makin diminati. Menurutnya, Bajaj memberi solusi bagi pecinta motor sport yang menginginkan motor irit dan harga kompetitif. “Selain itu, teknologi yang kami kembangkan juga terbilang cukup canggih dan up to date, misalnya salah satu produk terbaru kami, Bajaj XCD 125 DTS-Si, motorsport yang memberi pilihan berbeda. Harga kompetitif, namun teknologi canggih,” imbuhnya.
Terkait produk baru itu, Cahyono menjelaskan, Bajaj XCD 125 DTS-Si memiliki keunggulan dengan menerapkan teknologi DTS-Si (Digital Twin Spark Swirl induction) dengan dua busi. Teknologi itu memungkinkan pembakaran lebih cepat dengan efi siensi bahan bakar tinggi.
“Kami juga sudah dapat pengakuan dari Muri sebagai motor paling irit di kelas motorsport, di mana perbandingan penggunaan bahan bakarnya 1:104 km, dalam waktu 3 jam 48 menit,” jelasnya. Pasar DIY Sementara itu Apron, Branch Manager Bajaj Auto Indonesia cabang DIY, mengakui, pasar di Jogja sangat potensial bagi Bajaj. Apalagi di Jogja banyak didominasi kalangan pelajar dan mahasiswa yang senang dengan motorsport, namun tetap irit.
“Sejauh ini, dari tiga varian yang dikeluarkan Bajaj, penggunanya di Jogja mencapai 450 unit, sementara untuk produk terbaru kami yang 125cc sudah ada 30 unit,” papar Apron. Bajaj XCD 125 DTS-Si ini dilepas di pasaran dengan kisaran harga Rp13,5 juta.
Oleh Galih Kurniawan
HARIAN JOGJA