News
Jumat, 30 September 2011 - 09:48 WIB

Bahrain penjarakan dokter, tuding mereka mendukung terorisme

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PROTES -- Seorang pemuda meneriakkan slogan protes dalam sebuah aksi unjuk rasa di Manama, Bahrain, beberapa waktu lalu. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Manama (Solopos.com) – Bahrain memenjarakan 20 dokter dengan lama hukuman antara 5 sampai 15 tahun atas berbagai dakwaan yang terkait dengan aksi unjuk rasa besar-besaran menentang pemerintah beberapa waktu lalu.

PROTES -- Seorang pemuda meneriakkan slogan protes dalam sebuah aksi unjuk rasa di Manama, Bahrain, beberapa waktu lalu. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Advertisement
Kantor berita setempat, BNA, Kamis (29/9/2011) melaporkan, seorang terdakwa lain dijatuhi hukuman mati karena dengan sengaja menabrakkan mobilnya hingga menewaskan seorang polisi dan mengikuti pertemuan terlarang yang mendukung tujuan teroris. Seorang terdakwa lain juga dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena keterlibatan dengan kel;ompok terlarang.

Para dokter yang diadili itu didakwa mencuri obat-obatan, menyembunyikan senjata dan menguasai sebuah rumah sakit saat kerusuhan terjadi. Mereka juga didakwa mendukung upaya penyebaran kabar bohong dan ikut melakukan penghasutan dan makar. “Kami kaget dengan vonis ini karena kami berharap para dokter itu dinyatakan tidak bersalah terkait dakwaan menguasai paksa kompleks Rumah Sakit Salmaniya,” ujar pengacara Mohsen al-Alawi. Ditambahkannya, sidang penjatuhan putusan itu berlangsung tak lebih dari 10 menit. Para dokter yang ditangkap itu menyatakan mereka sengaja didakwa dan diadili karena telah menolong orang-orang yang terluka dalam aksi unjuk rasa menentang pemerintah.

Aksi unjuk rasa antipemerintah di Bahrain yang berlangsung seiring dengan aksi-aksi menuntut demokratisasi di sejumlah negara Arab lainnya, kini terlihat justru mengarah pada sektarianisme. Kalangan oposisi umumnya terdiri atas kelompok-kelompok berfaham Syi’ah, sementara penguasa Bahrain adalah golongan Sunni. Aksi unjuk rasa besar-besaran yang pecah Maret lalu akhirnya dibungkam pemerintah Bahrain yang dibantu pasukan militer dari negara tetangga sesama Sunni yaitu Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Advertisement

Pemerintah Bahrain sudah berjanji akan memperluas wewenang parlemen untuk mengawasi para menteri. Namun kelompok oposisi yang dipimpin partai Syi’ah, Wefaq, menuntut agar parlemen sepenuhnya diberi wewenang sebagai lembaga legislatif. Mereka juga menuntut pemilihan perdana menteri baru karena yang sekarang menjabat adalah paman dari Raja Bahrain sendiri dan sudah berkuasa sejak 1971.

bas/Rtr

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif