News
Sabtu, 23 Februari 2013 - 04:56 WIB

BAHAN BAKAR GAS: Pemerintah Jamin Ketersediaan Pasokan

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebuah bus Transjakarta sedang mengisi bahan bakar gas. Pemerintah menjamin ketersediaan pasokan gas dalam rangka perluasan penggunaan bahan bakar gas (BBG) khususnya di Jakarta. (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

Sebuah bus Transjakarta sedang mengisi bahan bakar gas. Pemerintah menjamin ketersediaan pasokan gas dalam rangka perluasan penggunaan bahan bakar gas (BBG) khususnya di Jakarta. (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan jaminan pasokan gas untuk stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) yang akan dibangun di wilayah Jakarta.
Advertisement

Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo mengatakan pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan beberapa perusahaan minyak dan gas (migas) untuk memastikan pasokan gas di SPBG yang ada di wilayah Jakarta. Hal itu dilakukan untuk memuluskan program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke gas yang tahun ini digenjot pemerintah.

“Untuk yang non-APBN, kami sudah berbicara dengan beberapa perusahaan, seperti Pertamina, PGN, dan Medco. Memang road map konversi dalam beberapa bulan ini adalah memastikan pasokan gas,” katanya.

Advertisement

“Untuk yang non-APBN, kami sudah berbicara dengan beberapa perusahaan, seperti Pertamina, PGN, dan Medco. Memang road map konversi dalam beberapa bulan ini adalah memastikan pasokan gas,” katanya.

Pemerintah juga menurutnya, akan segera merevitalisasi sejumlah SPBG yang telah ada di wilayah Jakarta. Dengan demikian, masyarakat yang telah menggunakan alat konversi BBM ke gas dapat segera menikmati pasokan gas untuk kendaraan bermotornya.

Susilo mengungkapkan perusahaan seperti PGN bahkan berminat untuk ikut membangun SPBG online di Jakarta. Nantinya, niatan tersebut juga akan dibicarakan lebih lanjut dengan Himpunan Wirausaha Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) yang juga berniat membangun SPBG di areal stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang telah ada.

Advertisement

Akan tetapi, Susilo juga menyebutkan hingga kini pihaknya masih akan mempelajari desain SPBG yang paling cocok dibangun di dalam negeri. “Dari segi desain dan [SPBG] mother-daughter, kami sudah belajar dari negara lain yang telah melaksanakannya, seperti Vietnam, Thailand,” tuturnya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Jero Wacik menyebutkan persoalan infrastruktur dan anggaran untuk produksi alat konversi masih menjadi kendala utama dalam pelaksanaan konversi BBM ke gas. Hal itu pun masih harus ditambah dengan persoalan pembebasan lahan yang selalu dihadapi saat akan membangun SPBG.

UNtuk mengakali hal tersebut, pemerintah melakukan revitalisasi 37 bengkel kendaraan bermotor di luar bengkel milik Astra Group. Pasalnya, selama ini program konversi selalu terganggu dengan kekhawatiran tidak tersedianya sarana pendukung penggunaan BBG.

Advertisement

Selain melakukan revitalisasi 37 bengkel, pemerintah juga telah menyiapkan sejumlah insentif lain, berupa harga gas untuk kendaraan bermotor yang dipatok Rp3.100 per liter setara premium.

Mantan Staf Khusus Menteri ESDM itu juga berharap program konversi BBM ke BBG tahun ini dapat lebih sukses dibandingkan tahun sebelumnya. Pasalnya, tahun ini pemerintah memiliki anggaran untuk merealisasikan sejumlah aksi dalam program itu.

Sementara untuk pembangunan SPBG, Kementerian ESDM menyarankan agar dibangun dekat SPBU, untuk menghindari persoalan pembebasan lahan yang bisa mengganggu proses pembangunannya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif