News
Senin, 8 Mei 2017 - 23:30 WIB

Bagikan Sertifikat di Ternate, Jokowi Ingin Cegah Sengketa Tanah

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo alias Jokowi. (JIBI/Solopos/Antara/Harviyan Perdana Putra)

Presiden Jokowi membagikan 718 sertifikat tanah di Ternate.

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerahkan sejumlah sertifikat tanah kepada masyarakat sekitar Maluku Utara di Pelabuhan Perikanan Nusantara Bastiong, Kota Ternate.

Advertisement

“Dilaporkan oleh Menteri BPN tadi yang hadir di sini 718, coba sertifikatnya diangkat semuanya,” ujar Presiden Joko Widodo melalui keterangan resmi, Senin (8/5/2017).

Hal tersebut dilakukan pemerintah sebagai upaya pemberian tanda bukti hak kepemilikan masyarakat atas bidang tanah yang dimiliki. Karena itu, lanjutnya, diharapkan dapat menghindari terjadinya konflik maupun sengketa tanah di masyarakat.

“Terakhir saya menerima petani dari Karawang, dari Teluk Jambe, yang mengubur diri di depan Istana Negara. Setelah saya tahu, saya suruh masuk ke Istana. Saya tanya, kenapa? Mereka sudah tinggal di situ 50 tahun lebih tapi tidak pegang yang namanya sertifikat. Ini tidak ada hak hukum namanya, yang jadi penyebab sengketa,” ungkapnya.

Advertisement

Lebih lanjut, Presiden menyatakan bahwa saat ini jumlah masyarakat yang memiliki sertifikat di Maluku Utara masih sedikit. Hanya sekitar 216.000 dari total 487.000 sertifikat yang harus diserahkan.

“Tadi disampaikan oleh Pak Menteri BPN bahwa di Maluku Utara harusnya masyarakat yang pegang sertifikat itu ada 487.000, tetapi baru ada yang diselesaikan 216.000, artinya masih separuh nya belum ada, baru 46%,” kata Presiden.

Oleh sebab itu, pemerintah melalui jajaran Menteri Kabinet Kerja akan terus berusaha meningkatkan jumlah masyarakat yang memiliki pengakuan atas tanah yang mereka punyai. Mengingat, sertifikat tersebut juga dapat dijadikan jaminan tambahan modal usaha di bank.

Advertisement

Namun demikian, Kepala Negara tak lupa mengingatkan masyarakat untuk mengkalkulasi dan menggunakan sertifikat tersebut dengan sebaik-baiknya. “Hati-hati kalau pinjam ke bank dengan sertifikat itu hati-hati. Harus dihitung, harus dikalkulasi. Bisa mengangsur tidak? Bisa mencicilnya tidak tiap bulan? Kalau kira-kira hitungannya tidak masuk, jangan. Nanti sertifikatnya hilang,” ujar Presiden.

Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif