News
Sabtu, 19 Agustus 2023 - 18:33 WIB

Ayo Ikut Kampanye Digital di Media Sosial untuk Lindungi Habitat Orang Utan!

Newswire  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tangkapan Layar - Direktur The Wildlife of Whisperer Sumatera Arisa Mukharliza (pojok kiri atas) menyampaikan materi tentang konservasi Orangutan Sumatera dan Tapanuli yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Sabtu (19/8/2023). (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)

Solopos.com, JAKARTA — The Wildlife Whisperer of Sumatra (2WS), sebuah platform digital yang memberi wawasan dan kesadaran pada generasi muda tentang isu satwa liar dan konservasi, menyatakan kampanye digital melalui media sosial bisa melindungi habitat orang utan.

“Aktifkan media sosialmu, apapun yang kalian bagikan, apapun itu bentuknya, sangat bermanfaat untuk keberlangsungan satwa liar, termasuk orang utan, dan bisa membantu kerja pemerintah kita dan teman-teman lembaga nirlaba yang bergerak di lapangan, dengan catatan, konten harus berupa edukasi dan penyadartahuan, bukan sebatas sensasi,” kata Direktur 2WS Arisa Mukharliza, dalam diskusi daring di Jakarta, Sabtu (19/8/2023), dilansir Antara.

Advertisement

Pada diskusi dalam rangka  memperingati Hari Orang Utan Sedunia 2023 yang jatuh pada 19 Agustus, ia menyampaikan kasus flexing atau pamer konten interaksi manusia dengan satwa liar yang dilindungi belakangan memang banyak mewarnai media sosial dan mirisnya sebagian besar dilakukan oleh pemengaruh (influencer).

Hal itu menjadi perhatian khusus pihaknya, sehingga dilakukan edukasi dan sosialisasi pada pemengaruh yang dengan sengaja memelihara satwa liar yang seharusnya dilindungi.

“Kepada influencer yang sering melakukan flexing memelihara satwa liar, kita terus melakukan mediasi dan sosialisasi, misalnya ada salah satu kasus, seorang influencer kami dapati memelihara monyet ekor panjang yang merupakan satwa dilindungi dengan alasan lucu. Kami kemudian membuka jalur pertemanan kepada influencer tersebut, memberi edukasi setiap hari, mengapa monyet ekor panjang tidak boleh dipelihara,” ujarnya.

Advertisement

Ia memaparkan saat ini masih ada perburuan anak orang utan Sumatra untuk diperjualbelikan dan rendahnya hukuman terhadap pelaku kejahatan membuat kegiatan ilegal itu belum bisa dihentikan.

 Selain itu orang utan Tapanuli terancam habitatnya karena pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru, Sumatera Utara. 

Hal itu menyebabkan orang utan Tapanuli malnutrisi dan ditemukan berkeliaran di kawasan kebun warga sehingga terjadi konflik dengan manusia.

Advertisement

“Orang utan Sumatera terancam punah akibat deforestasi, perburuan, dan perdagangan satwa, selain itu penegakan hukum, dan pengalihan fungsi hutan untuk kebun sawit juga menjadi perhatian. Selain itu, pembangunan PLTA Batang Toru juga membuat habitat mereka terancam punah, yang menyebabkan konflik lahan antara satwa dan manusia,” katanya.

 Untuk itu ia berpesan agar generasi muda untuk memilih pemimpin masa depan yang membuat rencana pembangunan dengan melibatkan konservasi lingkungan dan alam.

“Peran generasi muda bisa cerdas memilih pemimpin yang peduli isu biodiversitas dan isu lingkungan. Sebelum pemilu, lihat terlebih dahulu ada atau tidak calon pemimpin yang merencanakan pelindungan satwa liar selama lima tahun, latar belakangnya, media sosial seperti apa, telusuri jejak digitalnya agar kita bisa mendapatkan pemimpin yang memang peduli dengan lingkungan,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif