News
Kamis, 8 Maret 2012 - 20:51 WIB

Awass, BADAI MATAHARI Menuju Bumi

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Badai Matahari (google img)

Ilustrasi Badai Matahari (google img)

WASHINGTON–Sebuah badai Matahari terbesar dalam lima tahun terakhir akan sampai ke Bumi pada Kamis (8/3/2012) pagi waktu Amerika Serikat (AS) atau Jumat (9/3/2012) dini hari WIB. Meskipun mengancam medan magnet dunia, para ahli memastikan badai Matahari tak memengaruhi manusia.

Advertisement

Badai Matahari tidak merugikan bagi manusia, tapi mengganggu teknologi. Awan besar bermuatan partikel bisa mengganggu jaringan listri, penerbangan, jaringan satelit, dan layanan global positioning system (GPS), terutama di belahan utara Bumi.

Menurut para ahli, badai Matahari diawali semburan lidah api besar meluncur keluar dari Matahari pada awal pekan ini dan semakin luas seperti gelembung sabun raksasa. Saat itu terjadi, apan partikel akan bergerak dengan kecepatan 6,4 juta km/jam.

“Ini seolah menghantam kita tepat di hidung,” ujar Joe Kunches, salah seorang ilmuwan Badan Nasional Atmosfer dan Samudera Amerika Serikat (AS) di Boulder, Colorado, seperti dilansir yahoonews. Selain menimbulkan gangguan medan magnet di Bumi, ledakan di Matahari itu bisa menghasilkan aurora kutub berwarna-warni dengan jarah lebih jauh dari biasanya.

Advertisement

Badai ini membuat GPS kurang akurat dan menyebabkan pemadaman layanan GPS. Badai juga dapat memicu masalah komunikasi dan timbulnya radiasi tambahan di Kutub Utara dan Selatan, memaksa maskapai penerbangan mengubah rute penerbangan, yang menurut Kunches sebagai masakapai telah melakukannya.

Sebagai antisipasi, perusahaan listrik di Amerika utara memantau jaringan mereka dan menyiapkan rencana darurat. Pada 1989, sebuah badai Matahari yang kuat telah mematikan jaringan listrik di Quebec, mengakibatkan lebih dari 6 juta orang kehilangan daya.

Para astronom mengatakan, Matahari relatif tenang dalam beberapa waktu terakhir. Badai kali ini merupakan bagian dari siklus Matahari yang normal dalam kurun waktu 11 tahun, dan diperkirakan mencapai puncaknya tahun depan.

Advertisement

Berdasarkan puncak ledakan terakhir pada 2002, para ahli menyimpulkan, teknologi GPS paling rentan terhadap pengaruh ledakan Matahari. Seiring perkembangan teknologi, beberapa sistem baru diperkirakan turut berisiko, ujar Jeffrey Hughes, Direktur Pusat Cuaca Luar Angkasa Terpadu di Universitas Boston.

Menurut ramalan cuaca, ledakan di Matahari terjadi pada Selasa (6/3) waktu AS dan dampak paling nyata baru di Bumi pada Kamis pagi waktu setempat. Dampak Badai Matahari ini bisa berlangsung hingga Jumat (9/3) waktu setempat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif