News
Kamis, 6 Oktober 2011 - 15:38 WIB

Awas, telapak tangan 'kapalan' bisa ganggu sidik jari e-KTP

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jogja (Solopos.com)--Petugas pelayanan e-KTP di Kecamatan Paliyan, Wonosari, Gunungkidul, Jogja menghadapi kesulitan menyikapi proses pengambilan sidik jari warga yang tangannya mengalami kapalan. Kapalan tangan ini cukup mengganggu kualitas hasil rekaman data elektonik.

“Banyak yang jari telapak tangannya kapalan sehingga perekaman tidak menghasilkan kualitas bagus. Ngeblok-ngeblok berwarna kemerahan seperti ini,” kara Irvan, petugas pelayanan masal e-ktp Kecamatan Paliyan sambil menunjukkan beberapa hasil pengambilan sidik jari kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Kamis (6/10/2011).

Advertisement

Data sidik jari tersebut tetap direkam Irvan karena masalah telapak jari kapalan ini memang tidak ada solusi lain. Beberapa kali petugas mencoba menekan kuat-kuat jari-jari warga ke dalam alat screen e-KTP namun nampak dalam layar komputer justru tidak bisa menunjukkan bentuk sidik jari. Demikian pula, saat petugas mengurangi tekanan jari pada screen perekam gambar yang tampil justru samar-samar.

“Kami tetap rekam hasil mana yang paling baik karena sidik jari ini penting selain iris mata dan pemotretan wajah,” jelas Irvan. Tangan kapalan atau penambahan lapisan keras permukaan tangan ini ditemukan petugas pelayanan e-KTP paling banyak untuk warga yang status pekerjaannya petani.

Seksi Tata Pemerintahan Kecamatan Paliyan Bambang Suryanto mengatakan pada dasarnya pelayanan e-KTP berjalan cukup lancar. Tidak ada suatu kendala teknis selain hanya jadwal yang tak bisa semuanya dapat menghadiri.

Advertisement

Rata-rata untuk kecamatan Paliyan setiap hari masih bisa melayani 200 warga. “Bahkan bisa lebih, Kadang malah kurang karena tidak semua warga menghadiri undangan pembuatan e-KTP gratis ini,” terang Bambang.

Bambang menjelaskan tercatat sudah 30.465 warga untuk wilayah Kecamatan Paliyan yang harus dilayani. Pelayanan sudah sepekan ini berlangsung rata-rata setiap harinya mencapai 200 warga. “Kadang kami tak hiraukan batas waktu kerja. Yang penting antrean setiap hari selalu kami rampungkan. Agar jangan sampai ada warga yang sudah menerima undangan sampai tidak terlayani,” ujarnya.

(end)

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif