News
Rabu, 1 Februari 2023 - 09:31 WIB

Awal Musim Kemarau 2023 Berdasarkan Prediksi BMKG, Siap-siap!

Nugroho Meidinata  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi musim kemarau. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi musim kemarau 2023 jauh lebih kering dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Maka dari itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengimbau pemerintah daerah untuk waspada dan siap untuk menghadapi kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau mendatang.

Advertisement

“Pemerintah daerah harus bersiap, masyarakat pun perlu diedukasi dan diberikan sosialisasi agar juga melakukan pencegahan dan antisipasi dengan tidak melakukan pembakaran secara sembarangan,” ungkap Dwikorita dalam rilis tertulisnya di situs resmi BMKG.

BMKG memprediksi awal musim kemarau 2023 jatuh pada April hingga Mei mendatang. Pada musim kemarau tahun ini, BMKG memprediksi bahwa sifat curah hujan bulanan akan didominasi oleh kategori normal. Namun, sifat curah hujan kategori bawah normal berpeluang terjadi di sebagian Sumatra bagian tengah, sebagian Kalimantan bagian tengah, sebagian Sulawesi bagian tengah dan sebagian kecil Papua pada Februari-Maret 2023 dan sebagian besar Sumatera dan Jawa pada Mei dan Juni 2023.

Sementara itu, curah hujan bulanan kategori di atas normal berpeluang terjadi di Sumatra bagian utara, Kalimantan bagian timur dan utara pada Februari dan Maret 2023, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Maluku dan Maluku Utara pada Februari 2023 dan Papua bagian tengah dan selatan pada Juni 2023.

Advertisement

Pada Maret-Mei 2023 beberapa wilayah di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akan mengalami periode transisi atau peralihan musim hujan ke musim kemarau. Pada masa-masa tersebut, masayrakat perlu wasapda adanya fenomena cuaca esktrem yang sering muncul.

“Kewaspadaan yang lebih tinggi perlu dilakukan untuk mengantisipasi musim kemarau yang diprediksikan lebih kering atau dengan jumlah curah hujan yang lebih rendah dibandingkan pada 3 tahun belakangan, karena kondisi La Nina yang telah netral atau bahkan berubah menjadi El Nino lemah,” imbau Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Dodo Gunawan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif