News
Rabu, 6 September 2017 - 23:30 WIB

Aung San Suu Kyi Akhirnya Akui Kekerasan Militer Terhadap Rohingya

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aung San Suu Kyi (JIBI/Reuters)

Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi akhirnya mengakui bahwa militer negaranya melakukan kekerasan terhadap etnis Rohingya.

Solopos.com, JAKARTA — Setelah dikecam dunia, pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, akhirnya mengakui bahwa kekerasan militer terhadap etnis Rohingya di Rakhine masih terus terjadi.

Advertisement

Suu Kyi yang selama ini bungkam, akhirnya melontarkan pernyataannya mengenai konflik di Rakhine saat berbicara dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, melalui sambungan telepon.

“Kami sangat paham bagaimana rasanya ketika hak asasi dan perlindungan demokrasi dirampas. Jadi, kami memastikan semua orang di negara kami terlindugi haknya. Tak hanya secara politik, tapi juga sosial dan kemanusiaan,” ujar Suu Kyi sebagaimana dikutip Cnn.com, Rabu (6/9/2017).

Namun dalam perbincangan tersebut, Suu Kyi juga mengatakan bahwa kini, banyak informasi salah yang beredar. Informasi itu diedarkan untuk mendukung apa yang disebutnya sebagai kepentingan teroris.

Advertisement

Teroris yang dimaksud oleh Suu Kyi adalah kelompok bersenjata Pasukan Keselamatan Rohingya Arakan (ARSA). Mereka menyerang sejumlah pos polisi dan satu pangkalan militer di Rakhine pada Jumat (2/9/2017) lalu.

Serangan ini memicu bentrokan antara militer Myanmar dan Rohingya. Burma Human Rights Network (BHRN) melaporkan bahwa militer Myanmar tak hanya menghincar ARSA, tapi juga membantai orang Rohingya yang tak terkait dengan serangan itu.

Sejak bentrokan pecah, setidaknya 400 orang tewas dan diperkirakan akan terus bertambah. Namun menurut laporan BHRN, Myanmar terus menutupi konflik ini sehingga warga di Rakhine terperangkap dalam kesengsaraan.

Advertisement

Meski demikian, Erdogan mengatakan kepada CNN bahwa Myanmar kini telah membuka akses bantuan dari negaranya menuju Rakhine. Sementara itu, sekitar 125.000 orang Rohingya melarikan diri dari Rakhine ke berbagai tempat, terutama ke Bangladesh.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif