News
Kamis, 9 Oktober 2014 - 15:40 WIB

Asmindo Nilai Tol Laut Solusi Efektif

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pelabuhan Tanjung Mas Semarang. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Harianjogja.com. JOGJA- Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Daerah Istimewa Yogyakarta berharap gagasan konsep transportasi berbasis tol laut mampu diwujudkan Presiden terpilih Joko Widodo untuk menghemat biaya distribusi logistik.

Wakil Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Endro Wardoyomeyakni menilai tol laut sebagai konsep transportasi alternatif dari darat ke laut. Kebijakan ini mampu memberikan dampak perubahan biaya produksi dan distribusi furnitur maupun produk industri lainnya.

Advertisement

“Kami harap gagasan itu (Tol laut) benar-benar mampu dibuktikan Jokowi,” kata Endro.

Terobosan itu perlu ditempuh untuk menghadapi berbagai kemungkinan kenaikan harga komoditas pendukung lainnya pada

Advertisement

Terobosan itu perlu ditempuh untuk menghadapi berbagai kemungkinan kenaikan harga komoditas pendukung lainnya pada

pemerintahan Jokowi mendatang. Apalagi, kata dia, apabila wacana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp3.000 positif diberlakukan per November, maka biaya distribusi akan semakin membengkak, ditambah dengan kebutuhan pendukung lainnya yang terkena dampak kenaikan itu.

“Kalau BBM jadi dinaikkan Rp3.000 oleh Jokowi tentu akan memberatkan kami, meskipun nantinya akan kami hadapi dengan berbagai upaya efisiensi,” katanya.

Advertisement

“Tentu ini penting untuk memperkuat pasar domestik kita,” katanya.

Ia mengatakan hingga saat ini biaya logistik di Indonesia masih tergolong mahal jika dibanding negara-negara lain. Ongkos logistik di Indonesia bahkan mampu mencapai 27 persen dari seluruh total biaya produksi. Sementara di negara lain rata-rata hanya 9-10 persen.

Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit mengatakan biaya logistik dalam konsep tol laut dapat
ditekan apabila regulasi perizinan, serta prosedur lainnya yang mengakibatkan tarif transportasi laut menjadi mahal bisa dipangkas.

Advertisement

“Aturan pelayaran harus disederhanakan. Dari sebelumnya harus melewati 28 perizinan, harus dikurangi menjadi separuhnya,
peraturan di pelabuhan, izin-izin dan sebagainya harus dipangkas habis. Hanya dengan cara begitu, tol laut bisa diminati,” katanya.

Selain itu, infrastruktur di pelabuhan juga harus ditingkatkan, misalnya dengan menambah teknologi “crane” yang memadai untuk
bongkar dan muat barang.

“Sekarang kalau kita mau mengangkut barang dengan kapal, mahal ongkos bongkar muatnya. Kalau itu bisa kita tekan dengan alat
bongkar muat yang baik, maka biaya transportasi laut bisa kompetitif,” kata Danang.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif