News
Senin, 6 Agustus 2012 - 06:45 WIB

ASIA CALLING: Turis Kembali Datang ke Lembah Swat Pakistan

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lembah Swat (IST)

Lembah Swat (IST)

Lembah Kalam di Swat Pakistan terkenal karena keindahan alamnya. Lembah hijau yang rimbun, danau dan air terjun. Selama bertahun-tahun, pariwisata menjadi bisnis masyarakat yang sukses tapi kemudian industri itu terkena hantaman hebat. Militan mengambil alih Lembah itu dan hanya ada perang selama 2009.

Advertisement

Dan dua tahun lalu, banjir bandang menghancurkan jalan-jalan dan beberapa tempat wisata. Tapi setelah beberapa bencana, segalanya membaik.

Tahun ini digelar Festival Musim Panas Kalam yang bertujuan untuk mengembalikan kejayaan pariwisata lokal. Beberapa pemuda menari dalam iringan kendang dan instrument musik lain yang dimainkan musisi professional.

Ribuan turis berbondong-bondong datang ke Festival Musim Panas Lembah Kalam. Diantaranya, Hafizullah Hamdani, 50 tahun, naik sepeda motor sejauh 580 kilometer untuk sampai kemari.

Advertisement

“Saya datang naik sepeda motor dari Mian Wali di Provinsi Punjab untuk ikut Festival kalam. Saya tahu Lembah Kalam dari televisi. Saya ikuti berita dan saya tahu situasi Lembah sudah kembali normal,” ujar Hafizullah.

“Saya senang ada di sini. Masyarakat di sini juga butuh mata pencaharian, mereka butuh makan. Tidak ada seorang pun yang berhak menghalanginya. Taliban atau militan lain seharusnya tidak merenggut mata pencaharian mereka.”

Dimulai pada 12 Juli, Festival Musim Panas Kalam berlangsung lima hari dan menyajikan banyak acara mulai dari pacuan kuda hingga pertunjukkan tari tradisional. Kalam terkenal karena danau, gletser dan air terjunnya yang dikelilingi hamparan bukit hijau nan rimbun.

Festival tahun ini begitu populer sehingga kamar-kamar hotel telah habis dipesan. Akbar Ali berjuang untuk mendapatkan kamar bagi keluarganya.

Advertisement

“Saya datang kemari satu kali tahun 2008. Dibanding saat itu, sekarang acaranya lebih banyak. Dan keindahan alam Swat memang tak ada duanya. Saya sudah melihat banyak tempat di Pakistan tapi keindahan mereka itu buatan, tidak seperti di sini.”

Sekretaris Asosiasi Hotel Kalam, Bashir Jan, terkejut dengan banyaknya orang yang datang. Dengan akomodasi yang terbatas, ribuan orang terpaksa mendirikan tenda. Ia bilang pengunjung saat ini adalah yang terbanyak dalam 10 tahun terakhir.

“Industri hotel dalam empat tahun terakhir memang sangat mengecewakan. Kami bahkan berpikir untuk menjual hotel kami agar bisa beralih ke usaha lain. Orang bilang industri pariwisata Swat sudah tamat,” tutur Bashir.

“Tapi melihat apa yang terjadi dalam tiga hari terakhir, saya akan bilang pariwisata sudah kembali ke Swat! Saya berdoa semoga perdamaian di sini berlangsung selamanya. Ini adalah masa yang bagus untuk Lembah Kalam. Tidak ada yang lebih bagus bagi industri pariwisata kami.”

Advertisement

Tentara mencatat nomor kartu identitas para turis yang datang – ini sebuah pemeriksaan rutin. Tentara memegang peranan penting di sini. Mereka mengusir militan pada 2009 dan sejak itu mereka menjadi pemerintah lokal de-fakto untuk wilayah ini.

Setelah banjir 2010 menghancurkan jalan dan infrastruktur lainnya, tentara juga terlibat aktif dalam pembangunan kembali daerah itu. Kini mereka hadir untuk memastikan keamanan dan keselamatan terkendali bahkan di malam hari. Dua ribu polisi ditempatkan di seluruh Lembah.

Lembah Swat (IST)

Khaista Rahman, Deputi Pengawas Kepolisian Swat, mengatakan: “Situasi cukup normal dan perdamaian benar-benar sudah pulih. Orang-orang sekarang bisa berkemah di hutan, di pinggir sungai bahkan di pegunungan.”

Advertisement

“Kami hanya menempatkan seorang polisi di hutan, dan ini menunjukkan situasi sudah membaik. Masyarakat Swat disesatkan oleh beberapa militan dari luar atas nama hukum Syariah. Orang Swat benar-benar hebat. Secara umum angka kriminalitas di sini sangat rendah.”

Swat memang jauh lebih damai ketimbang saat militan berkuasa beberapa tahun lalu tapi tidak semuanya senang. Aktivis HAM menuding tentara melakukan pembunuhan tanpa pengadilan selama konflik dan banyak yang kemudian ditangkap tidak disidang dengan adil.

Dan selama tentara tetap berperan menjalankan pemerintahan sendiri, pemerintah daerah tidak bisa bertanggung jawab secara penuh. Festival itu bagus untuk Lembah ini tapi juga merupakan kesempatan bagi tentara untuk memenangkan simpati masyarakat.

Tapi para turis tidak mengkhawatirkan hal itu. Hari sudah tengah malam tapi musik masih terdengar dari pertunjukan yang diadakan tentara ini.

Di antara penonton ada pengunjung perempuan seperti Tahira Bibi dan keluarganya. Ia baru sekali ini datang ke Lembah dan ini mengubah pandanganya tentang Swat.

“Kami datang dari Lahore dan ini kali pertama kami kemari. Kami dengar kalau situasi di sini tidak bagus tapi kami sangat menikmati kunjungan ini. Terima kasih banyak karena sudah menyelenggarakan acara yang bagus seperti ini.”

Advertisement

Irum Khan juga memuji pertunjukkan itu. Ia berasal dari Peshawar dan sudah mengunjungi Swat beberapa kali. Ia bilang kemeriahan Swat di masa lalu sudah kembali.

“Suasananya indah dan Anda bisa merasakan kedamaian di sini. Tidak ada rasa takut terhadap Taliban. Perdamaian di Swat sudah pulih. Tidak ada lagi ketakutan dalam hati masyarakat. Saya mendukung Tentara Pakistan.”

Pulihnya keamanan membuat Mohammad Nabi membuka kembali kedai makanannya yang menjual biskuit, teh dan keripik. Dia keluar dari bisnis ini selama bertahun-tahun, pertama karena Taliban lalu banjir bandang yang menghancurkan ekonomi lokal.

“Lima tahun yang lalu, kebahagiaan ada di sekeliling kami, tapi kemudian situasi berubah. Operasi militer dan banjir menyebabkan penderitaan bagi masyarakat Kalam. Sekarang Swat kembali menjadi negeri yang damai. Sekarang semua orang bahagia. Semua orang memulai kembali usaha pariwisata mereka.”

Sementara itu Philip, seorang ahli kembang api asal Perancis, melakukan pertunjukan kembang api dengan teknologi terbaru – ini untuk pertama kalinya di Lembah ini. Pakistan mungkin punya masalah dengan kekerasan tapi tidak bagi dia.

“Ini kali pertama saya ke Kalam. Saya sangat bahagia karena saya bisa melihat senyum di wajah semua. Sekarang orang-orang tampak hidup kembali. Tidak ada masalah dimanapun di Pakistan. Saya merasa nyaman di negara ini. Orang asing harus datang dan mengunjungi bagian terindah dari dunia ini. Ini Lembah yang paling indah yang pernah saya lihat di dunia!” kata dia yakin.

Shahab-ur-Rahman
Asia Calling/Lembah Swat, Pakistan

Artikel ini pertama kali disiarkan di Asia Calling, program berita radio aktual dari kawasan Asia yang diproduksi KBR68H, kantor berita radio independen di Indonesia. Asia Calling disiarkan dalam bahasa lokal di 10 negara di Asia. Temukan cerita lainnya dari Asia Calling di www.asiacalling.org.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif