News
Sabtu, 13 Mei 2023 - 12:19 WIB

AS Ajak Sekutunya Batasi Investasi di Negeri Tirai Bambu, China Meradang

Newswire  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tangkapan layar ilustrasi chip

Solopos.com, BEIJING — China menentang keras pembatasan investasi bagi perusahaan dari Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya di negeri yang dipimpin Xi Jinping.

Kementerian Perdagangan China menyebut kebijakan AS membatasi perusahaan domestik dan memaksa sekutunya agar tidak berinvestasi di China merupakan pelanggaran keras terhadap prinsip-prinsip ekonomi pasar dan kompetisi yang sehat.

Advertisement

“Ini melanggar prinsip ekonomi dan kompetensi yang tidak sehat,” tulis Kemendag China dalam sebuah pernyataan di Beijing, seperti dikutip, Sabtu (13/5/2023).

Berdasarkan informasi, Presiden AS Joe Biden segera menandatangani perintah eksekutif yang membatasi perusahaan setempat berinvestasi pada bidang-bidang utama di China.

Beberapa perusahaan AS yang terkena pembatasan tersebut, terutama bergerak di bidang semikonduktor, kecerdasan artifisial (AI), dan komputasi kuantum.

Advertisement

Perintah eksekutif tersebut akan melarang jenis-jenis investasi tertentu secara langsung sedangkan jenis yang lain akan memerintahkan perusahaan menyampaikan pemberitahuan kepada pemerintah AS, seperti diberitakan Bloomberg.

Kementerian Perdagangan China menganggap kebijakan AS tersebut berdampak buruk terhadap operasional perusahaan, tatanan ekonomi dan perdagangan internasional, dan mengganggu stabilitas industri dan rantai pasokan global.

“China akan tetap mempromosikan keterbukaan. Perusahaan dari seluruh dunia dipersilakan untuk berinvestasi di China dan berbagi kesempatan pembangunan,” kata juru bicara Kemendag China, Shu Jueting, seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Advertisement

Departemen Perdagangan AS pada pertengahan Maret lalu mengimplementasikan Chips and Science Act untuk membatasi perusahaan atau lembaga penerima dana pemerintah AS yang berinvestasi di sebagian besar manufaktur semikonduktor di berbagai negara, termasuk China.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif