News
Rabu, 8 Desember 2021 - 11:54 WIB

Arief Puyuono: Airlangga - Ganjar Capres Top Versi Ramalan Jayabaya

Newswire  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menanggapi video viral Bupati Banyumas yang takut kena OTT KPK. (Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, JAKARTA — Mantan Wakil Ketua Umum DPP Gerindra, Arief Puyuono, memakai ramalan Jayabaya sebagai patokan untuk melihat siapa sosok pengganti Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memimpin Indonesia. Menurutnya, ramalan tersebut memberikan petunjuk yang dikaitkan dengan sosok Airlangga Hartarto dan Ganjar Pranowo.

Sampai saat ini Arief mengaku masih mempercayai ramalan dari Raja Kediri tersebut. Dalam ramalan yang tertulis di Serat Jangka Jayabaya, sang raja memberikan petunjuk bahwa seorang pemimpin yang adil memiliki nama dengan akhiran yang jika diakronimkan menjadi Notonegoro.

Advertisement

“Kalau masih bingung, ya namanya Notonegoro bisa jadi presiden di akhirannya (namanya)” kata Arif Poyuono dalam diskusi “Mungkinkah Capres Teratas Versi Survei Berubah?” yang diselenggarakan oleh Total Politik di Warung Upnormal, Jl. Raden Saleh Raya No, 47, Jakarta, Minggu (5/12/2021), seperti dikutip dari Liputan6.com, Rabu (8/12/2021).

Baca juga: Hasil Survei Pilpres Terbaru: Anies Teratas, Ganjar & Puan Turun

Advertisement

Baca juga: Hasil Survei Pilpres Terbaru: Anies Teratas, Ganjar & Puan Turun

Ramalan Jayabaya

Dalam ramalan Jayabaya atau biasa disebut Jongko Joyoboyo disebutkan pemimpin Indonesia adalah mereka yang mempunyai nama dengan akhiran Notonegoro. Dalam serat Jongko Jayabaya yang ditulis oleh Prabu Jayabaya tersebut, terdapat perhitungan atau ramalan mengenai pemimpin di Indonesia yang terkandung dalam kata ‘Notonegoro’. Noto bermakna menata sementara negoro berarti negara.

Seperti diketahui, selama ini ramalan Jayabaya hidup dalam kosmologi politik Jawa seiring dengan kepercayaan tentang Ratu Adil alias Satria Piningit. Menurut Arief, ramalan itu cocok dengan sosok presiden Indonesia sejak Sukarno hingga Joko Widodo. Semua presiden itu memiliki nama akhiran no.

Advertisement

“Kita lihat negara kita tahun 99-2004, apa yang terjadi? Maluku Utara bergetar, Poso bergetar, bom di mana-mana, ya karena pemimpin itu tidak ada di dalam Jongko Joyoboyo.” lanjut Arief.

Baca juga: Ini Makna Ratu Adil & Satria Piningit di Ramalan Jayabaya

Sosok yang kemudian masuk ramalan kembali kepada NO karena yang menjadi presiden setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah Jokowi yang punya nama kecil Mulyono.

Advertisement

“Jokowi saat lahir nama aslinya Mulyono. Namun ibunya lalu mengganti nama jadi Joko Widodo. Jadi Jokowi masuknya di No, Mulyono,” kata Arief

Berdasarkan urutan Notonegoro dari Jangka Jayabaya tersebut, setidaknya kata Arief ada tiga nama Ganjar, Airlangga atau Gatot Numantyo. Dari tiga nama, ada dua yang masuk radar calon presiden potensial menurut survei.

“Hanya dua tokoh yang masuk Jongko Joyoboyo, Notonogoro sebagai penerus Jokowi. Yaitu Airlangga Hartarto dan Ganjar Pranowo,” kata Arief.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif