Solopos.com, RIYADH — Arab Saudi menemukan 25 lagi kasus middle east respiration syndrome atau sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS) saat tingkat infeksi naik dan dua lagi meninggal akibat penyakit baru itu.
Tujuh orang dikonfirmasi mengidap MERS, Jumat (2/5/2014), disusul 18 orang lainnya pada Sabtu (3/5/2014), yang merupakan tambahan infeksi harian terbesar sejauh ini. Total jumlah kasus di Arab Saudi mencapai 396 orang. Sebanyak 109 di antaranya meninggal dunia. Kasus baru itu termasuk sembilan di Riyadh, 10 di Jeddah, empat di Mekkah, dan dua di Madinah.
Pada Juli, banyak peziarah asing akan mengunjungi Mekkah dan Madinah selama bulan Ramadan. Jutaan orang lagi akan datang pada awal Oktober untuk menunaikan ibadah haji.
Pada Jumat (2/4/2014) lalu, Amerika Serikat mengatakan telah menemukan kasus pertama yang menyerang seorang pria yang baru saja masuk Arab Saudi. Pemerintah Mesir juga mengatakan telah menemukan kasus yang sama pada pria yang pernah masuk Arab Saudi, Kamis (1/5/2014).
Kasus infeksi MERS di Arab Saudi yang ditemukan dua tahun lalu telah mencapai lebih dari dua kali lipat sejak awal April 2014. Tetapi jumlah keseluruhan kematian telah meningkat pada tingkat yang lebih lambat.
Diduga, kenaikan jumlah kasus dalam beberapa pekan terakhir disebabkan banyaknya orang yang melakukan kontak dengan para penderita MERS. MERS adalah bentuk coronavirus yang lebih mematikan daripada SARS. Gejalanya bisa demam, batuk, sesak napas, dan pneumonia.
Namun tidak mudah untuk menularkan antara orang dan Organisasi Kesehatan Dunia yang belum menyarankan pembatasan perjalanan ke Arab Saudi.