SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Solopos.com, SOLO –– Aplikasi BPR Satu milik PT Telkom kurang diminati kalangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Soloraya. Sejak diluncurkan hingga saat ini hanya tiga BPR yang menggunakan aplikasi tersebut.
Account Manager Divisi Business Service Regional 4 PT Telkomunikasi Indonesia, Hari Subrihandoko, mengatakan pihaknya menargetkan mampu menggaet lima Bank Prekreditan Rakyat (BPR) di Soloraya. Namun kini target tersebut direvisi menjadi tiga melihat minimnya antusiasme BPR. Ketiga BPR itu adalah Intidana, Saribumi, dan Gadira.
Padahal, Hari mengatakan pihaknya sudah tiga kali mengumpulkan BPR namun peminat masih sepi. Dia menyampaikan sebenarnya ada beberapa BPR yang berminat tapi karena alasan biaya dan belum siapnya sumber daya manusia (SDM).
Hari mengatakan tidak hanya aplikasi BPR Satu yang sepi peminat, e-toko dan Delima (delivery money) pun sepi peminat. Padahal menurut dia, pembayaran aplikasi e-toko dan Delima berdasarkan jumlah transaksi yang dilakukan.
“Pembayaran aplikasi jadi lebih murah karena kalau toko atau instansi tidak melakukan transaksi, tidak perlu membayar. Jadi tidak lagi pakai abondemen,” kata Hari saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jumat (25/10/2013).
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Soloraya, Prangarso Yoga Muthodo, menuturkan minimnya peminat karena sistem internal BPR belum sama dengan sistem vendor yang dimiliki Telkom. “Lagi pula saat ini kebanyakan BPR masih berbenah dengan sistem pelaporan bulanan ke Bank Indonesia (BI) jadi lebih memprioritaskan hal itu,” tutur Yoga kepada Solopos.com.
Selain itu, asumsi biaya murah untuk Telkom belum tentu berlaku sama untuk BPR. Menurut dia, pemanfaatan aplikasi Delima lebih mahal jika dibandingkan dengan layanan pembayaran lainnya, seperti Wertern Union.