News
Senin, 4 September 2017 - 10:15 WIB

Apkasi Serukan Penanggulangan Cepat untuk Akhiri Krisis Rohingya

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Emil Elestianto Dardak (Dok/JIBI/Solopos/Antara)

Krisis Rohingya di Myanmar mendapat perhatian dari Apkasi.

Solopos.com, TRENGGALEK — Krisis kemanusiaan yang menimpa komunitas muslim Rohingya, Myanmar, memicu keprihatinan dari Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi). Apkasi pun menyerukan penanggulangan cepat untuk mengakhiri krisis.

Advertisement

“Krisis kemanusiaan di Rohingya akhir-akhir ini sungguh mengusik perhatian kita semua, termasuk saya selaku pribadi maupun Apkasi,” kata Wakil Ketua Umum Apkasi bidang Hubungan Internasional Emil Elestianto Dardak melalui pers rilis, Minggu (3/9/2017).

Emil yang juga Bupati Trenggalek, Jawa Timur, berharap konflik di Myanmar segera berakhir. Menurutnya, langkah cepat dan tegas oleh pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi perlu segera dilakukan selain juga upaya diplomasi negara-negara dunia dan PBB.

Advertisement

Emil yang juga Bupati Trenggalek, Jawa Timur, berharap konflik di Myanmar segera berakhir. Menurutnya, langkah cepat dan tegas oleh pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi perlu segera dilakukan selain juga upaya diplomasi negara-negara dunia dan PBB.

“Kami jelas menentang dan mendesak pemimpin Myanmar untuk mengambil sikap tegas terhadap pembantaian yang terjadi,” ujar dia.

Emil secara khusus menyinggung pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi, karena sama-sama lulusan Oxford University. Menurut Emil yang baru menyelesaikan gelar master kedua dari salah satu universitas terbaik dunia itu, Aung San Suu Kyi seharusnya menjadi contoh dalam menjaga perdamaian dunia, termasuk di negara sendiri Myanmar.

Advertisement

Emil yang dalam forum internasional juga menjabat sebagai Co-President UCLG atau Asosiasi Pemda Asia-Pasific tersebut menyatakan kendati Aung San bukanlah Presiden Myanmar, tetapi secara de facto dia sebagai pimpinan partai pemenang pemilu dan menduduki jabatan state counsellor yang membuatnya secara de facto menjadi kepala pemerintahan Myanmar, setara dengan Perdana Menteri.

“Walau tidak dapat dipungkiri mereka saudara sesama pemeluk agama Islam dengan saya, tapi ini sudah merupakan isu kemanusiaan dan para pihak yang membela nasib pengungsi Rohingya juga datang dari seluruh lapisan masyarakat dunia terlepas dari latar belakang agama,” ujarnya.

Emil menyatakan sangat mengapresiasi pemilihan tokoh Tanah Air, Marzuki Darusman oleh PBB untuk memimpin investigasi pelanggaran HAM di negara bagian Rakhine, Myanmar dimana komunitas muslim Rohingya berada. “Semoga beliau bisa berhasil,” ucap Emil Dardak.

Advertisement

Emil mengakui tahu bahwa ada argumen dari pihak Myanmar bahwa penyerangan dilakukan terhadap gerombolan militan Rohingya ke kantor polisi dan militer Myanmar.

Namun, Emil berkeras mengkritik karena fakta lapangan di Rakhine, banyak masyarakat sampai harus mengalami teror sedemikian berat hingga puluhan ribu orang terpaksa mengungsi ke negara lain sekitarnya, terutama Banglades.

“Bahkan menurut data PBB sebagaimana dikutip New York Times, pengungsi ke Bangladesh mencapai 76.000 orang. Apa iya sebegitu banyaknya orang semuanya pasukan pemberontak,” ujar Emil.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif