News
Rabu, 21 November 2012 - 23:40 WIB

Antisipasi Siswa Bolos, Sekolah Terapkan Kartu Aktif

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepsek SMA Muhammadiyah 2 Solo Sri Darwati menunjukkan kartu aktif. (Nenden Sekar Arum/JIBI/SOLOPOS)

Kepsek SMA Muhammadiyah 2 Solo Sri Darwati menunjukkan kartu aktif. (Nenden Sekar Arum/JIBI/SOLOPOS)

SOLO — Untuk mengantisipasi siswa bolos sekolah, sekolah menerapkan beberapa strategi. Mulai dari menggunakan kartu aktif, minimalisasi jam pelajaran kosong sampai penerapan akses satu pintu.

Advertisement

Salah satunya SMA Muhammadiyah 2 Solo, sejak dua tahun terakhir sekolah setempat telah menerapkan sistem kartu aktif. Kartu aktif itu dimiliki setiap siswa yang dikumpulkan di ketua kelas. Setiap masuk jam pelajaran, kartu aktif itu digunakan guru untuk melakukan absensi. Dengan itu guru dengan mudah memonitoring kehadiran siswa.

Kepala SMA Muhammadiyah 2 Solo, Sri Darwati, menjelaskan kartu aktif itu dibagi menjadi dua, yaitu kartu aktif kehadiran dan kartu aktif proses pembelajaran. Kartu aktif kehadiran akan dicek setiap siswa masuk jam pelajaran, sehingga guru dapat mengetahui siapa saja siswa yang tidak hadir pada waktu itu. Sedangkan kartu aktif proses pembelajaran digunakan sebagai media penilaian keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas.

Kartu aktif itu akan dikumpulkan dan diakumulasikan tiap menjelang ujian sekolah. Siswa yang memiliki poin kehadiran kurang dari 85%, tidak akan diizinkan mengikuti ujian.

Advertisement

“Itu sebagai sanksi tegas sehingga memberikan efek jera kepada siswa,” jelasnya saat ditemui Solopos.com, Rabu (21/11/2012).

Selain itu, tiap siswa yang ketahuan membolos akan langsung ditangani guru bimbingan konseling. Orangtua akan langsung dipanggil dan jika lebih dari tiga kali melakukan pelanggaran yang sama, tak segan sekolah akan mengembalikan siswa kepada orangtua.

Lain sekolah lain strategi, hal berbeda dilakukan SMK Negeri 9 Solo. Sekolah yang berada di daerah Banyuanyar, Banjarsari, Solo itu melakukan sistem satu pintu. Siswa dapat masuk dan keluar sekolah hanya melewati satu pintu yang dijaga petugas, sehingga jika ada siswa yang berniat kabur akan ketahuan.

Advertisement

Selain itu sekolah juga menghindari adanya jam pelajaran kosong di kelas. Jika terpaksa ada guru yang tidak bisa mengajar, secara otomatis kelas diambil alih guru piket untuk diberikan tugas, atau siswa diminta mendatangi perpustakaan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif