Jakarta–Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Antasari Azhar, telah menyiapkan pledoi setebal 50 halaman, terkait dugaan pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB), Nasrudin Zulkarnaen.
Pledoi itu akan dibacakan dalam pembelaannya di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis (28/1) mendatang.
Tim kuasa hukum Antasari Azhar, Ari Yusuf Amir, di Jakarta, Rabu (27/1), mengatakan, pledoi itu berisikan fakta-fakta dalam persidangan untuk menanggapi tuntutan jaksa yang menggunakan BAP.
“Kita akan menggunakan fakta-fakta persidangan, bukannya seperti tuntutan JPU yang hanya menggunakan asumsi dan wawancara saja,” katanya.
“Kita akan menggunakan fakta-fakta persidangan, bukannya seperti tuntutan JPU yang hanya menggunakan asumsi dan wawancara saja,” katanya.
Sebelumnya, Antasari dituntut hukuman mati oleh JPU. Tuntutan hukuman mati juga diberikan kepada Kombes Pol Wiliardi Wizard dan Sigid Haryo Wibisono.
Ari menambahkan pihaknya juga dari kuasa hukum menyiapkan sekitar 500 halaman pembelaan.
Pokoknya, kata dia, Antasari Azhar siap untuk membacakan pledoinya.
Sebelumnya, tim kuasa hukum Antasari Azhar, Hotma Sitompul, menyatakan, kalau menggunakan nurani, seharusnya Antasari Azhar itu bebas.
“Pasalnya tidak ada bukti dari keterangan saksi bahwa klien saya terlibat pembunuhan,” katanya.
Dari keterangan saksi Sigit Haryo Wibisono dan Kombes Pol Wiliardi Wizard, tidak ada yang menyebutkan bahwa Antasari menyuruh atau membujuk melakukan pembunuhan tersebut.
“Tidak ada bukti, Antasari membujuk atau menyuruh melakukan pembunuhan, itu dari keterangan saksi Sigit Haryo Wibisono dan Wiliardi Wizard,” katanya.
Kejanggalan lain dalam persidangan, kata dia, diantaranya baju korban Nasruddin tidak dihadirkan bahkan tidak ada dalam berkas dakwaan sebagai barang bukti.
“Biasanya ada bukti baju yang sudah digunting dari setiap korban pembunuhan saat melakukan otopsi,” katanya.
Kemudian, ia menambahkan, soal penembakkan tidak mungkin seseorang yang baru berlatih bisa menembak tepat di kepala.
“Untuk bisa menembak tepat, membutuhkan ribuan peluru untuk berlatih,” katanya.
Selain itu, saksi juga menyatakan bahwa mereka menembak ke atas.
ant/fid