Anggota TNI AU tewas dikeroyok di Sukoharjo dinilai tak perlu dianggap serius.
Solopos.com, JAKARTA — Bentrok antaranggota TNI yang kerap terjadi hingga memakan korban jiwa dinilai tak perlu dianggap terlalu serius. Fenomena itu muncul karena peradaban masyarakat Indonesia dinilai masih berada di level itu.
Pengamat militer Salim Said mengatakan bentrok atau tawuran antaranggota TNI tidak berbeda dengan tawuran antarkampung, tawuran pelajar, atau mahasiswa. “Tentara ada juga yang tawuran, itu kan peradaban kita baru tingkatnya begitu, jangan dianggap terlalu serius. Itu komandannya akan mengatasi, nanti kalau ada lagi, diadili lagi,” katanya di kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (4/6/2015).
Sebelumnya, pada Minggu (31/6/2015) dini hari, terjadi perkelahian antara anggota TNI AU dari Bintara Sarban Dinas Logistik Mabes AU dengan anggota Kopassus Grup II Kandang Menjangan, Kartasura, Sukoharjo.
Pertengkaran tersebut pun meluas dan mengakibatkan Serma Zulkifli, seorang anggota TNI AU tewas. Zulkifli mengembuskan nafas terakhir setelah dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara Hardjolukito, DIY.
Salim Said mengatakan jatuhnya korban jiwa menjadi pelajaran agar jangan sembarangan tawuran. Yang bisa dilakukan Komandan Kopassus adalah langsung bertindak meminta maaf dan tidak perlu mundur dari jabatannya.