SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
“Tahu latar belakang Saudara terdakwa ?”tanya hakim anggota Marsudin Nainggolan pada Andi di pengadilan Tipikor, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (22/2/2012).
“Saya tidak terlalu mengerti karena tidak terlalu dekat,” kata Andi.
Andi menjelaskan, meski saat itu posisi Nazar pernah menjabat sebagai wakil bendahara DPP PD, Andi mengaku tak kenal dengan Nazar. Pertannyaan Marsudin ini dilontarkan terkait kedatangan Nazar ke ruangan Menpora di awal tahun 2010, sebelum Kongres PD pada Mei 2010 di Bandung.
Andi juga mengaku tidak sering bertemu dan berkomunikasi langsung dengan Nazaruddin. “Paling soal partai, dalam internal partai pernah rapat,” katanya.
Dia juga dicecar jaksa KPK soal kehadiran sosok Nazaruddin dalam rapat anggota Komisi X di Kemenpora. Andi mengaku tidak tahu kapasitas Nazaruddin ikut hadir dalam pertemuan yang antara lain membahas Wisma Atlet itu.
“Saya tidak mengetahui secara pasti,” kata Andi menjawab pertanyaan jaksa di persidangan dengan terdakwa Nazaruddin di Pengadilan Tipikor, Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Rabu.
Dalam pertemuan di kantor Kemenpora sekitar 2010 itu, jaksa kemudian kembali mencecar Andi dengan kepentingan kehadiran Nazar itu. Padahal dalam pemeriksaan, Andi menyebut bahwa Nazaruddin anggota Komisi III.
“Apa kaitan antara Komisi III datang ke saudara, ikut berkunjung dengan Komisi X?” tanya jaksa.
“Saya tidak tahu, dia bisa hadir juga pada waktu itu,” jelasnya.
KPK mengungkap kasus suap dalam proyek Wisma Atlet. Proyek itu dimenangi Nazaruddin melalui perusahaannya PT Anugerah Nusantara. Nazaruddin kini menjadi terdakwa atas kasus suap Wisma Atlet.
(detikcom)