News
Rabu, 29 April 2020 - 03:20 WIB

Analisis Reuters: Data Kematian Covid-19 Indonesia Tak Akurat

Newswire  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19. (Antara/Muhammad Adimaja)

Solopos.com, JAKARTA - Reuters menerbitkan analisis yang menyebut data resmi pemerintah Indonesia soal Covid-19 tidak akurat. Data yang dimaksud terkait angka kematian akibat pandemi virus corona Covid-19 dinilai tak akurat.

Data Reuters yang meninjau 16 dari 34 provinsi Indonesia, secara gamblang menyebut lebih dari 2.200 orang di Tanah Air telah meninggal dengan gejala infeksi Covid-19.

Advertisement

Pasien Positif Covid-19 Klaster Gowa Asal Semanggi Solo Sembuh

Ahli medis menilai, angka-angka itu bisa jadi indikator korban jiwa akibat covid-19 di Indonesia jauh lebih tinggi dari angka resmi pemerintah.

Advertisement

Ahli medis menilai, angka-angka itu bisa jadi indikator korban jiwa akibat covid-19 di Indonesia jauh lebih tinggi dari angka resmi pemerintah.

Dikutip dari laman resmi seputar penanganan covid-19 di Indonesia, covid19.go.id, korban meninggal akibat virus corona 'hanya' berjumlah 765 orang, per-Selasa (28/4/2020) sore.

“Saya percaya sebagian besar kematian PDP (pasien dalam pengawasan)—yang meninggal sebelum dites—disebabkan oleh covid-19,” kata Pandu Riono, ahli epidemiologi di Universitas Indonesia kepada Reuters.

Advertisement

Besarnya perbedaan data faktual yang didapat Reuters dengan milik pemerintah diprediksi lantaran rendahnya tingkat tes covid-19 yang selama ini dilaksanakan Indonesia.

Statistik menunjukkan Indonesia hanya mampu melakukan tes kepada 275 orang per 1 juta populasi. Hal itu menjadi salah satu yang terendah di dunia.

Anggota senior Gugus Tugas Penangangan Covid-19, Wiku Adisasmito, tak menampik temuan Reuters.

Advertisement

Penyakit Bawaan Berbahaya Bagi Pasien Covid-19

Data Kematian Covid-19 Indonesia

Meski begitu, dia enggan berkomentar mengenai jumlah korban meninggal dengan gejala akut Covid-19 atau pasien dalam pengawasan (PDP).

Wiku menjelaskan, sebanyak 19.897 orang yang diduga terinfeksi virus corona di Indonesia belum menjalani tes, lantaran panjangnya antrean spesimen di laboratorium.

Advertisement

Keterlambatan itu membuat banyak dari pasien PDP lebih dulu meninggal sebelum menjalani tes atau sebelum sampel tes milik mereka dianalisis.

"Apabila mereka (laboratorium) memiliki ratusan atau ribuan sampel yang perlu diuji, mana yang akan diprioritaskan? Tentu sampel tes orang-orang yang masih hidup," jelas Wiku.

Dugaan Transmisi Lokal Covid-19 Pertama di Klaten, Istri Tertular Suami

Merujuk data Worldometers, Selasa (28/4/2020), kasus positif virus Corona di Indonesia berjumlah 9.096 orang, dengan jumlah kematian mencapai 765 jiwa.

Rendahnya tes masal covid-19 di Indonesia membuat pemerintahan Presiden Joko Widodo disorot.

Para ilmuwan, aktivis bahkan pemerintah negeri tetangga seperti Australia menduga pemerintah telah sengaja menutup-tutupi data sebenarnya.

“Tingkat infeksi dan kematian sebenarnya lebih tinggi daripada data yang dilaporkan secara resmi," kata Dr Iwan Ariawan, seorang ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia.

Dokter RSUP Kariadi Semarang Sembuh dari Covid-19, Ini Kisahnya

"Karena tes kami masih sangat rendah dibandingkan dengan populasi,” tambahnya, mengakui.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif