News
Jumat, 31 Maret 2023 - 15:55 WIB

AMSI akan Beri Label Khusus pada Media Tepercaya sebagai Panduan Bagi Publik

Rudi Hartono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Direktur Eksekutif AMSI Adi Prasetya menyampaikan paparan pada workshop trusted news indicator berpersektif politik secara virtual, Jumat (31/3/2023). (Tangkapan layar Youtube).

Solopos.com, SOLOAsosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) akan meluncurkan 11 indikator berita tepercaya atau trusted news indicators untuk menjadi pedoman bagi media anggota AMSI pada Juni mendatang.

AMSI juga bakal menerapkan labeling seperti yang centang biru pada akun tepercaya Twitter. Hal itu untuk untuk memberi panduan kepada publik dan pengiklan bahwa anggota AMSI yang memiliki “centang biru” bisa dipastikan memenuhi standar trusting news indicators.

Advertisement

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif AMSI Adi Prasetya dalam workshop trusted news indicator dengan perspektif politik bertajuk Trusted News Indicator New Media and Politics melalui Zoom dan disiarkan langsung melalui Youtube, Jumat (31/3/2023).

Workshop itu hasil kerja sama AMSI dengan Internews dan USAID Media. Kegiatan yang dipandu Pemimpin Redaksi Solopos Media Grup Rini Yustingsih ini untuk menyosialisasikan trusted news indicator sekaligus pandangan KPU dan Bawaslu terkait kepercayaan kepada media demi menjaga kesinambungan ekosistem digital.

Advertisement

Workshop itu hasil kerja sama AMSI dengan Internews dan USAID Media. Kegiatan yang dipandu Pemimpin Redaksi Solopos Media Grup Rini Yustingsih ini untuk menyosialisasikan trusted news indicator sekaligus pandangan KPU dan Bawaslu terkait kepercayaan kepada media demi menjaga kesinambungan ekosistem digital.

Adi menyampaikan terdapat 11 trusting news indicators yang sudah dirumuskan AMSI. Indikator itu meliputi:

1. Menjunjung tinggi dan patuh menjalankan kode etik dan pedoman media siber sebagai pedoman utama kerja keredaksian.
2. Mengutamakan kerja jurnalistik untuk kepentingan media.
3. Melakukan kerja jurnalistik secara objektif, jujur, dan tidak mempraktikkan plagiatisme.
4. Memenuhi standar perusahaan pers serta memenuhi proses verifikasi perusahaan pers yang ditetapkan UU dan Peraturan Dewan Pers.
5. Mengumumkan secara terbuka kepada pembaca tentang penanggung jawab, alamat, susunan organisasi redaksi, serta mencantumkan kepemilikan (owhnership) perusahaan.
6. Menghargai keberagaman, kelompok minoritas, dan hak asasi manusia, meliputi: hak beragam, hak politik, orientasi seksual, hak untuk berekspresi, dan hak lainnya yang dijamin UUD 1945.
7. Tidak mempromosikan dan atau mengiklankan produk terlarang seperti narkoba, obat terlarang, senjata ilegal, dan barang selundupan.
8. Tidak memberitakan secara demonstratif dan dukungan terhadap tindak terorisme dan kebencian bermuatan SARA.
9. Membuat editorial yang melindungi anak dan perempuan yang menjadi korban kekerasan, bullying, pornoaksi dan kekerasan seksual, serta tindakan diskriminasi gender.
10. Memberi label yang mudah diketahui pembaca terhadap konten secara jelas antara berita, opini, dan konten bersponsor atau berbayar.
11. Menghargai dan melindungi data pribadi dan hak privasi pembaca atau pengunjung situs.

Advertisement

Forum itu untuk menampung aspirasi, gagasan, dan catatan kritis anggota AMSI dan melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, agensi iklan, korporasi, akademisi, dan para pengelola media di Indonesia. Upaya itu didukung USAID dan Internews.

FGD itu menghasilkan rumusan guideline trusting news yang berjumlah 11 item serta perluanya guideline teknis yang bisa menjadi pedoman bagi awak redaksi. Terutama untuk membangun interaksi dengan audiens tentang apa saja yang harus dilakukan untuk memelihara kepercayaan publik dan brand savety.

“Ini adalah proyek mengembalikan keterpercayaan media di hadapan publik,” kata Adi.

Advertisement

Dia menjelaskan trusting news indicator adalah serangkaian langkah dan tindakan yang menjadi panduan bagi seluruh pengelola media untuk membangun dan merawat tingkat kepercayaan publik, baik publik maupun pembaca iklan.

“Buat publik, ini adalah menjadi penanda atau guideline mana sih media yang dipercaya atau tidak dipercaya,” kata Adi.

Oleh karena itu, trusting news indicator melibatkan langkah etik, persuasif, bisnis, maupun teknis.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif