News
Rabu, 23 Mei 2018 - 17:08 WIB

Ali Mochtar Ngabalin, Dulu Kerap Kritik Jokowi, Kini Pejabat Istana

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, JAKARTA</strong> &mdash; Kantor Staf Presidenan (KSP) &nbsp;mengangkat beberapa tenaga profesional baru untuk memperkuat peran lembaga yang didirkan berdasarkan Peraturan Presiden No. 26/2015. Yang menarik perhatian adalah Ali Mochtar Ngabalin, politikus Golkar yang dulu kerap mengkritik <a href="http://news.solopos.com/read/20180520/496/917354/indo-barometer-jokowi-dianggap-presiden-paling-berhasil-di-era-reformasi" target="_blank">Joko Widodo (Jokowi)</a> sejak Pilpres 2014.</p><p>Berdasarkan siaran resmi yang dirilis KSP, Rabu (23/5/2018), salah seorang tenaga profesional itu ialah Ali Mochtar Ngabalin, yang menempati posisi sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi. Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan dipimpin oleh Eko Sulistyo.</p><p>Kepala Staf Presiden Moeldoko mengatakan bahwa pengangkatan Ali Mochtar Ngabalin guna membantu Kantor Staf Presiden melakukan fungsi komunikasi politik kepada publik.</p><p>&ldquo;Dia adalah politisi senior yang punya banyak pengalaman dan jaringan. Tugasnya adalah sebagai Tenaga Ahli Utama di Kantor Staf Presiden. Bukan sebagai Juru Bicara Presiden atau Staf Khusus Presiden,&rdquo; ujar Moeldoko.</p><p>Ali Mochtar, kata <a href="http://news.solopos.com/read/20180516/496/916689/jokowi-restui-koopssusgab-anti-teror-kopassus-paskhas-berantas-teroris" target="_blank">Moeldoko</a> akan membantu mengomunikasikan apa yang sudah dikerjakan oleh Pemerintah.</p><p>&ldquo;Sudah begitu banyak program dan kebijakan yang dibuat Pemerintah, dan memerlukan komunikasi kepada publik yang lebih luas,&rdquo; ungkapnya.</p><p>Terkait dengan sikap politiknya di masa lalu yang lebih banyak berseberangan dengan pemerintah, Moeldoko mengatakan, &ldquo;Bagi pemerintah, tidak ada yang namanya lawan politik. Semua adalah partner demokrasi.&rdquo;</p><p>Selain Ali Mochtar Ngabalin, secara bersamaan diangkat pula beberapa tenaga profesional lain, di antaranya praktisi ekonomi&nbsp; Hari Prasetyo sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian III (bidang kajian dan pengelolaan isu-isu ekonomi strategis).</p><p>Sejak Selasa (22/5/2018) siang, politikus&nbsp;nyentrik&nbsp;ini sudah mondar-mandir Istana – Bina Graha didampingi asistennya. Tampak, pria asal Papua ini tidak menggunakan identitas tamu Istana Kepresidenan. Di dada kirinya, terlihat logo Kantor Staf Kepresidenan (KSP), lembaga&nbsp;<em>think thank</em>&nbsp;Presiden yang dipimpin oleh Moeldoko, dengan foto dan nama pengenal, "Ali Mochtar Ngabalin".</p><p>Mochtar menuturkan sudah sekitar sepekan dia masuk lingkaran Istana. Dia mengaku menjadi Staf Ahli KSP dan juga juru bicara kepresidenan. "Tapi aku masih di bawah Johan Budi [Juru Bicara Presiden],".</p><p>Politisi yang pernah berseragam Partai Bulan Bintang dan Golkar ini, fokus kepada beberapa isu strategis. Seperti <a href="http://news.solopos.com/read/20180522/496/917802/survei-charta-politika-prabowo-233-jokowi-512-gatot-55" target="_blank">tentang politik</a>, terorisme, dan ulama. Saat ditanyakan mengenai topik lain, seperti ekonomi, dia mengelak. "Aduh jangan, kalau itu langsung tanya Pak Ahmad [Staf Khusus Presiden Ahmad Erani]," ujarnya.</p><p>Selain Mochtar, Novi Wahyuningsih sebagai Tenaga Ahli Muda Kedeputian IV (bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi) yang sebelumnya dikenal sebagai pengusaha sekaligus programmer aplikasi percakapan buatan dalam negeri Callind, serta mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Juri Ardiantoro sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian V (bidang politik dan pengelolaan isu Polhukam) Kantor Staf Presiden.</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif