News
Rabu, 2 Mei 2012 - 11:15 WIB

ALFAMART: Kawasan Solo Utara Dibidik Jadi Fokus Pengembangan

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi suasana Alfamart (JIBI/Bisnis/Dok.)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Endang Muchtar)

SOLO – Jaringan ritel Alfamart mulai memikirkan untuk mengembangkan jaringan toko di Solo wilayah utara.
Advertisement

Disampaikan Corporate Communication Regional PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, Budi Santoso, saat ini pengembangan jaringan ritel Alfamart harus memperhatikan aturan main yang ada. Terutama, jika dikaitkan dengan peraturan daerah (Perda) menyangkut pasar modern.

“Untuk pengembangan jaringan toko, kami tentu melihat aturan main yang ditetapkan masing-masing pemerintah daerah. Tentu kami hanya akan menjajaki wilayah-wilayah yang secara aturan main masih diperbolehkan. Kalau di Kota Solo, kami mungkin mulai mempertimbangkan untuk mengembangkan di Solo utara,” kata Budi.

Tapi, lanjut dia, pihaknya juga harus mempertimbangkan terlebih dahulu potensi pasar di Solo utara tersebut. “Memang, di Solo utara adalah kawasan yang belum banyak berkembang ritel modern. Tapi, tingkat keramaiannya seperti apa, konsumtifitas masyarakat setempat seperti apa, juga harus kami pertimbangkan.”

Advertisement

Disampaikan Budi, jaringan toko Alfamart saat ini sudah sangat luas. Bahkan secara branding cukup dikenal masyarakat. “Di wilayah kerja kami yang meliputi, Soloraya, Jogja, hingga Madiun, Ngawi dan sekitarnya, sudah ada 360-an toko. Dari total toko tersebut, 35%nya dikembangkan secara franchise,” terangnya.

Di satu sisi, Alfamart terus mengembangkan strategi bisnis menghadapi persaingan bisnis ritel yang semakin ketat. “Kami terus memberikan pelayanan dan fasilitas-fasilitas tambahan kepada pelanggan. Seperti, kepada pedagang kelontong yang menjadi member kami,” katanya.

Dalam waktu dekat, lanjut Budi, Alfamart juga akan membangun rumah komunitas di beberapa toko yang memiliki bangunan tingkat. Rumah komunitas ini akan dimanfaatkan secara bebas oleh masyarakat umum atau masyarakat desa setempat untuk melakukan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan. Rumah komunitas itu berkapasitas sekitar 50 orang hingga 70 orang. “Tahun ini, ada lima toko di Klaten yang sedang kami renovasi untuk dilengkapi dengan fasilitas rumah komunitas,” kata Budi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif