News
Rabu, 27 Maret 2013 - 12:18 WIB

AKTIVITAS KAWAH DIENG : BPBD Bagikan Masker ke Sekolah di Sekitar Kawah Timbang

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepulan asap putih yang mengandung gas karbondioksida (CO2) terlihat di permukaan kawah Timbang dataran tinggi Dieng, Batur, Banjarnegara, Jateng, Selasa (26/3/2013). Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan gunung Dieng, menyebutkan kondisi semburan gas beracun kawah Timbang masih fluktuatif karena kandungan gas CO2 maupun H2S masih membahayakan. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Kepulan asap putih yang mengandung gas karbondioksida (CO2) terlihat di permukaan kawah Timbang dataran tinggi Dieng, Batur, Banjarnegara, Jateng, Selasa (26/3/2013). Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan gunung Dieng, menyebutkan kondisi semburan gas beracun kawah Timbang masih fluktuatif karena kandungan gas CO2 maupun H2S masih membahayakan. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

BANJARNEGARA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara membagikan masker ke sejumlah sekolah di sekitar Kawah Timbang, Desa Sumberejo, Kecamatan Batur.
Advertisement

“Hari ini, kami membagikan sekitar 1.000 lembar masker untuk anak-anak sekolah dan guru di Desa Sumberejo,” kata petugas Posko Pemantauan Kawah Timbang BPBD Banjarnegara, Andri Sulistyo, di Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (27/3/2013). Kendati bukan antigas, dia mengharapkan, masker yang dibagikan ini dapat menepis bau gas yang menyengat agar kegiatan belajar mengajar tidak terganggu oleh bau gas terutama belerang yang dikeluarkan Kawah Timbang.

Secara terpisah, Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Sumberejo Suwarno mengatakan, pihaknya berterima kasih atas bantuan masker yang dibagikan BPBD Banjarnegara. “Maskernya memang bukan masker antigas, melainkan masker antidebu. Namun paling tidak bisa mengurangi bau gas belerang yang tercium anak-anak. Biasanya, bau gas tercium sangat menyengat pada sore hingga malam hari, sedangkan siang hari kadang tidak tercium,” katanya.

Menurut dia, siswa kelas 1–5 tetap belajar seperti biasa di sekolah, sementara pihaknya juga sedang menyelenggarakan ujian akhir semester bagi siswa kelas 6. “Namun untuk pelajaran Olahraga, kami minta untuk dilaksanakan di halaman sekolah karena lapangan desa termasuk dalam zona merah atau daerah bahaya gas beracun,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif