News
Selasa, 23 April 2013 - 05:33 WIB

Aksi Buru Harga Murah Dorong Kenaikan Harga Minyak Mentah

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Minyak Mentah Dunia JIBI/Harian Jogja/Reuters

Foto Ilustrasi Minyak Mentah Dunia
JIBI/Harian Jogja/Reuters

NEW YORK-Harga minyak dunia naik pada Senin (22/4) atau Selasa (23/4) pagi WIB, didorong aksi buru harga murah menyusul penurunan tajam pada pekan lalu, yang menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan pemangkasan produksi OPEC.

Advertisement

Di New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, bertambah 75 sen dari Jumat menjadi ditutup pada US$88,76 per barel, pada hari terakhir kontrak.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni, naik 74 sen menjadi menetap pada US$100,39 per barel.

Advertisement

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni, naik 74 sen menjadi menetap pada US$100,39 per barel.

“Rebound” masih terbatas, karena kerugian pekan lalu berakar pada revisi turun prospek pertumbuhan permintaan minyak global.

“Lemahnya permintaan AS untuk produk-produk minyak dan meningkatnya kilang AS yang beroperasi menunjukkan persediaan produk lebih rendah, di tengah kelebihan stok minyak mentah,” kata Timothy Evans dari Citi Futures.

Advertisement

“Harga minyak mentah memulai minggu ini di sisi positif, menyusul kenaikan kuat di pasar ekuitas global yang menyebarkan optimisme dan peningkatan selera terhadap aset-aset berisiko,” kata Myrto Sokou, riset analis senior di Sucden.

Ric Spooner, kepala analis pasar di CMC Markets, mengatakan kepada AFP bahwa “sedikit bargain hunting [aksi buru harga minyak murah] mempertahankan kenaikan harga.”

“Para dealer sedang menunggu angka PMI [indeks pembelian manajer] dari China pada Selasa,” ia menambahkan.

Advertisement

Harga minyak telah merosot pada minggu lalu didorong data ekonomi lemah dari China, dengan Brent jatuh ke tingkat terendah sembilan bulan sebelum pulih terangkat spekulasi pasar bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) berencana untuk memangkas produksinya.

Pertumbuhan ekonomi China melambat menjadi 7,7% pada kuartal pertama, hasil mengejutkan yang datang di bawah ekspektasi dan mengangkat kekhawatiran bahwa pemulihan negara itu rapuh.

China adalah negara konsumen energi terbesar di dunia dan kesehatan ekonominya diawasi ketat oleh pasar minyak.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif