News
Senin, 23 Juli 2012 - 15:46 WIB

Akhirnya BPPIS Dilantik Selasa Esok

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah wisatawan lokal berjalan di kawasan Keraton Surakarta Hadiningrat beberapa waktu lalu. Keberadaan Badan Promosi Pariwisata Indonesia Surakarta (BPPIS) yang akan dilantik diharapkan bisa mengoptimalkan penggarapan sektpor pariwisata sebagai salah satu potensi besar Kota Solo. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Sejumlah wisatawan lokal berjalan di kawasan Keraton Surakarta Hadiningrat beberapa waktu lalu. Keberadaan Badan Promosi Pariwisata Indonesia Surakarta (BPPIS) yang akan dilantik diharapkan bisa mengoptimalkan penggarapan sektpor pariwisata sebagai salah satu potensi besar Kota Solo. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO — Setelah menunggu 1,5 tahun dan sempat tertentu beberapa kali, Badan Promosi Pariwisata Solo (BPPIS) akhirnya bakal dilantik Selasa (24/7/2012). Kepastian pelantikan tersebut disampaikan pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, bersamaan dengan pembeberan hasil survei pariwisata BPPIS di kantor dinas setempat, Senin (23/7/2012).
Advertisement

Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Disbudpar, Budi Sartono, mengatakan pelantikan BPPIS rencananya dilaksanakan Selasa pukul 10.00 WIB di Bale Tawangarum, kompleks Balaikota Solo. Menurut Budi, pelantikan BPPIS menjadi penting sebab dalam surat keputusan (SK) Walikota terdapat klausa yang menyebut mengenai pentingnya pelantikan. “Ada klausa dalam SK kepengurusan berlaku empat tahun sejak dilantik. Jadi harus dilantik,” ungkap Budi, di hadapan wartawan.

Sebagai informasi, BPPIS kali pertama dibentuk akhir 2010. Selanjutnya, seiring perkembangan dunia bisnis dan pariwisata kepengurusan BPPIS berubah. Beberapa nama diganti. Januari 2011, ditetapkan SK baru dengan nama perubahan nama lembaga menjadi Badan Promosi Pariwisata Daerah Solo (BPPDS). SK anyar itu menetapkan Ketua BPPDS, Hidayatullah Albanjari. Dalam perkembangannya, nama BPPIS kembali dipakai namun dengan menyisipkan kata Indonesia. Nama ini yang bakal digunakan dalam pelantikan BPPIS Selasa ini.

Sementara itu, Hidayat membeberkan hasil survei pariwisata yang dilakukan BPPIS April-Mei lalu. Survei yang melibatkan 300 orang responden wisatawan itu menelorkan sejumlah rekomendasi yang dinilai layak diperhatikan untuk membangun pariwisata kota ke depan. Beberapa rekomendasi cukup menarik diantaranya Solo perlu mengembangkan hotel untuk pelajar alias youth hostel dan pentingnya pengaturan komisi antara objek wisata tujuan, khususnya wisata belanja, dan para pengantar tamu (pemandu wisata, tukang becak, atau sopir taksi).

Advertisement

“Hotel untuk pelajar itu penting karena berdasarkan hasil survei jumlah wisatawan pelajar cukup banyak. Wisatawan pelajar ini potensial menginap di Solo jika kota kita memiliki hotel kelas melati dengan jumlah kamar yang cukup banyak,” terang Hidayat. Selama ini, BPPIS mencatat hotel melati maksimal hanya memiliki 20 atau kamar alias hanya menampung kurang dari 50% wisatawan pelajar yang biasanya datang dalam rombongan 300-an orang.

Dewan Pakar BPPIS, yang juga Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Abdullah Suwarno, membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan pernah menemui kasus di mana ratusan pelajar asal Kediri dan Malang batal menginap di Solo dan memilih ke Jogja lantaran tidak mendapatkan tempat menginap yang berada di satu lokasi.

Lebih jauh, survei pariwisata juga menunjukkan bawah wisata belanja masih menjadi alasan kuat wisatawan datang ke Solo. Sedangkan komoditas batik diakui menjadi buruan wisatawan yang datang ke Solo, disusul kuliner. Hasil survei yang menarik lain terkait minimnya fasilitas pendukung wisata di Solo, seperti toilet yang bersih dan sesuai standar, layanan internet gratis (wifi), pusat informasi wisatawan (TIC), dan paket-paket wisata yang masih dinilai kurang.

Advertisement

Dewan Pakar BPPIS yang juga koordinator survei, Bambang Irawan, mengakui masih ada hal yang kurang dari survei ini, terutama terkait frekuensi penyelenggaraan survei. Idealnya, kata dia, survei dilakukan setidaknya dua kali setahun, di saat low season dan high season.

Advertisement
Kata Kunci : BPPIS Disbudpar Pariwisata
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif