News
Senin, 3 Mei 2021 - 13:22 WIB

Airlangga Paparkan 5 Strategi ACRF untuk Integrasikan Ekonomi ASEAN

Bc  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA-- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan lima strategi kerangka kerja pemulihan ekonomi yang diberi nama ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF) dalam rangka mewujudkan terintegrasinya ekonomi ASEAN.

“Ini merupakan tindak lanjut dari arahan pemimpin ASEAN pada KTT ke-36 ASEAN pada 26 Juni 2020 untuk melakukan pemulihan ekonomi akibat dampak Covid-19,” kata Airlangga di Jakarta, Minggu (2/5/2021).

Advertisement

Airlangga menyebutkan lima strategi ACRF meliputi peningkatan sistem kesehatan, penguatan ketahanan manusia, memaksimalkan potensi pasar intra ASEAN, percepatan digitalisasi yang inklusif, serta maju menuju masa depan yang tangguh dan berkelanjutan.

Baca Juga: Gubernur Anies Baswedan Hentikan KRL ke Tanah Abang

Advertisement

Baca Juga: Gubernur Anies Baswedan Hentikan KRL ke Tanah Abang

Konektivitas di antara 10 negara anggota ASEAN juga semakin terintegrasi melalui Master Plan on ASEAN (MPAC) 2025 yang fokus pada lima area yakni sustainable infrastructure, digital innovation, seamless logistics, regulatory excellence, dan people mobility.

Menurut Airlangga, hal itu harus dilakukan, mengingat ASEAN merupakan pasar terbesar ke-3 di Asia dan terbesar ke-5 di dunia serta merupakan salah satu pasar terintegrasi yang paling maju yang ditunjukkan melalui adanya populasi mencapai 660 juta jiwa.

Advertisement

Baca Juga: Penyederhaaan Birokrasi, Bupati Banjarnegara Lantik Sejumlah Pejabat Baru

Konektivitas

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) memaparkan lima strategi kerangka kerja pemulihan ekonomi yang diberi nama ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF) dalam rangka mewujudkan terintegrasinya ekonomi ASEAN.(Istimewa)

Kondisi tersebut menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) ASEAN sebanyak 140 kali lipat sejak didirikan pada 1967 dari US$23 miliar menjadi US$3,2 triliun.

PDB per kapita juga meningkat 40 kali lipat dari US$122 menjadi US$4.827, sedangkan nilai perdagangan ASEAN naik 282 kali lipat dari US$10 miliar menjadi US$2,8 triliun.

Advertisement

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Rizal Affandi Lukman menambahkan, MPAC 2025 menunjukkan kesungguhan ASEAN untuk meningkatkan konektivitas fisik melalui pembangunan infrastruktur dan konektivitas digital.

Baca Juga: Jelang Idulfitri, Kementan Pastikan Pasokan dan Harga Pangan Stabil

“Ke depannya post-pandemic ASEAN akan dihadapkan dengan perkembangan dan tren-tren ekonomi global yang dinamis,” ujarnya.

Advertisement

Oleh sebab itu, beberapa isu yang seperti restrukturisasi dan diversifikasi rantai pasok regional, transformasi digital, keberlanjutan, serta Revolusi Industri 4.0 harus dipersiapkan sejak saat ini.

Rizal menyatakan Indonesia telah memulai inisiatif menghadapi era pasca Covid-19, seperti transformasi digital dan Revolusi Industri 4.0 sejalan dengan ASEAN yang sekarang sedang menyusun Consolidated Strategy on Fourth Industrial Revolution for ASEAN.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif