News
Rabu, 27 Oktober 2010 - 15:16 WIB

Air minum kemasan banyak yang tercemar

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta— Banyak merek air minum dalam kemasan (AMDK) yang beredar diragukan higeinitasnya. Hal itu terungkap dalam hasil penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang diumumkan di Jakarta, Rabu (27/10).

Menurut peneliti farmasi YLKI Ida Marlinda Loenggana, lembaganya tertarik meneliti AMDK karena dirinya pernah menemukan sebuah minuman yang disuguhkan dalam sebuah acara instansi pemerintah yang tercemar.

Advertisement

“Pemerintah sendiri kecolongan, apalagi masyarakat,” kata Ida di kantornya.

Dalam penelitian yang dilakukan YLKI pada Maret-April 2009, ada 21 sampel merek AMDK yang diuji. Minuman yang dijadikan sampel dibeli secara tersebar, ada yang di pasar tradisonal, mall, dan hyper market.

Hasil penelitian itu membuktikan banyak merek yang mengandung bakteri melebihi ambang batas yang dibolehkan.

Advertisement

Ida mengatakan, dari 21 yang diteliti, ada 11 merek yang mempunyai tercemar bakteri. Dan dari 11 itu, ada dua yang tidak punya alamat lengkap. “Mereka punya registrasi tapi tidak punya alamat, sehingga tidak bisa dikonfirmasi,” sesal Ida.

Dari sembilan perusahaan yang beralamat itu, saat dimintai keterangan hanya tujuh yang menjawab. Kebanyakan dari mereka menyalahkan proses ditribusi minuman itu dan cara penyimpanannya, bukan pada saat diproduksi.

Dalam kemasan air minum penerapan registrasi SNI adalah wajib. Namun, YLKI juga menemukan nomor registrasi yang berbeda-beda dalam satu dus AMDK gelas isi 48.

Advertisement

Sebelas merek minuman yang diindikasikan kurang higienis karena mengandung lebih dari 1000 koloni bakteri adalah Prestige, TopQua, Sega, Airmax, Ron88, Caspian, Club, Pasti Air, Vit, Prim-A, dan De As.

Menanggapi itu, Deputi Bidang Pengawasan BPOM Roy Sparringa menegaskan kesebelas merk itu memang diteliti. Para produsen itu terbukti tidak memproduksi pangan secara baik.

“Yang kami nilai bukan hanya produk akhir saja. Jika produknya konsisten, nggak apa-apa. Tapi kami lihat juga proses produksinya juga. Tidak hanya produk yang tidak terkenal yang kami awasi, produk terkenal pun akan kami awasi juga,” tandasnya.

inilah/rif

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif