News
Jumat, 1 Oktober 2021 - 17:19 WIB

Air di Laut Angke dan Ancol Tercemar Paracetamol, Ini Dugaan Awalnya...

Newswire  /  Sri Sumi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi pencemaran air (JIBI/dok)

Solopos.com, Jakarta — Air laut di Teluk Jakarta tercemar parasetamol diduga karena konsumsi masyarakat berlebihan dan sistem pembuangan air dari rumah warga buruk.

Sebelumnya diberitakan perihal studi mengungkap fakta air laut di Teluk Jakarta mengandung parasetamol. Penelitian dimuat dalam jurnal Science Direct, Agustus 2021, dengan judul “High concentrations of paracetamol in effluent dominated waters of Jakarta Bay, Indonesia”.

Advertisement

Baca Juga: Parasetamol di Laut Angke dan Ancol, Kok Bisa?

Penelitian tersebut menganalisis sampel yang dikumpulkan di empat lokasi Teluk Jakarta dan satu lainnya di pantai utara Jawa Tengah. Salah satu peneliti mengungkap kesimpulan awal sumber parasetamol ini.

Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi BRIN, Zainal Arifin, mengungkap sumber parasetamol itu. Zainal terlibat dalam penelitian itu. Dia menduga, parasetamol berasal dari masyarakat yang memakai obat tersebut secara berlebihan.

Advertisement

Dugaan lain, lanjut dia, kandungan parasetamol di laut tinggi bisa jadi karena sistem pembuangan air dari rumah warga buruk. Hal itu membuat kotoran yang terbuang tidak bisa terurai dengan baik.

Baca Juga: Kopi Kampoeng Jrahi, Oleh-Oleh Khas Pati Tapi Masih Tersembunyi

“Pemakaian berlebihan. Karena mudahnya akses masyarakat pada parasetamol. Ini kan obat analgesik kan, kalau sakit-sakit kan minum itu. Waste water treatment juga kurang baik. Tidak bisa menyaring parasetamol. Itu kalau minum parasetamol berlebihan akan terbuang melalui air seni dan feses. Jadi pengelolaannya kurang bagus,” ujar Zainal saat dihubungi detikcom, Jumat (1/10/2021).

Advertisement

Zainal juga mencontohkan warga di pesisir utara Jakarta memiliki sistem pembuangan langsung ke sungai tanpa diurai terlebih dahulu. Menurutnya, itu bisa menjadi salah satu sumber pencemaran parasetamol di laut Jakarta tinggi.

Baca Juga: Setahun, Satpol PP Kota Semarang Jaring 300 Manusia Silver

“Lihat saja, misalnya di Sungai Sunter itu, bagaimana nelayan membuang pipis dan BAB kan langsung dibuang ke sungai. Dan orang sakit kan nggak cuma satu. Belum lagi dari Bogor,” kata Zainal.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif