News
Selasa, 4 Oktober 2016 - 21:04 WIB

Aipda Deni & Putrinya yang Lolos Mutilasi Jalani Trauma Healing

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Istimewa/o-bras.com)

Aipda Deni dan putrinya yang lolos mutilasi menjalani trauma healing.

Solopos.com, JAKARTA — CL, putri sulung Mutmainah alias Iin, yang lolos dari mutilasi yang dilakukan ibunya sendiri, akan menjalani trauma healing atau pendampingan psikologis. Bocah berusia dua tahun itu berada dalam kamar yang sama saat adiknya, A, 1, dibunuh dan dipotong-potong Iin, ibu kandungnya.

Advertisement

Kendati tidak mengalami luka fisik serius, CL diduga mengalami trauma setelah menyaksikan perbuatan ibunya yang memutilasi adik laki-lakinya. Selain itu, CL juga mendapatkan luka akibat perbuatan ibunya meski tidak serius. “Oh dari kita, dari SDM dari bagian psikologi kita dampingi,” sebut Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Iriawan, Selasa (4/10/2016).

CL diketahui berada dalam ruangan yang sama dengan adiknya yang sudah tak bernyawa ketika ayahnya, Aipda Deni Siregar, yang merupakan anggota provost Polda Metro Jaya, pulang. Saat itu, Deni berhasil membuka pintu yang terkunci dengan menggunakan obeng.

Melihat situasi yang terjadi di dalam ruangan, Deni segera membawa pergi putri sulungnya itu. Saat ini, Deni dan putrinya mengungsi ke rumah salah seorang pejabat kepolisian karena rumah kontrakan tempat mereka tinggal masih dipasangi garis polisi.

Advertisement

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono, selain CL, Deni juga akan mendapatkan pendampingan psikologis. Rumah kontrakan tempat tinggal mereka yang menjadi TKP masih dipasangi garis polisi.

“Yang bersangkutan juga masih trauma, belum bisa dilakukan pemeriksaan. Kita juga lihat kondisi psikologis suaminya, bahkan ini suaminya juga masih numpang sama Kapolsek Tanjung Duren karena untuk TKP-nya juga masih di-policeline,” katanya.

Sepekan sebelum melakukan tindakan mutilasi terhadap anaknya, Mutmainah diketahui menunjukkan sikap aneh seperti merasa ketakutan, menjadi lebih pendiam, bahkan pernah menakut-nakuti suaminya. Dalam pemeriksaan awal, Mutmainah diketahui telah dua tahun mengikuti ajaran tertentu yang diduga membuat kejiwaannya terganggu.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif