News
Kamis, 11 September 2014 - 11:45 WIB

AHOK KELUAR DARI GERINDRA : Ahok: Saya Enggak Pernah Diundang Rapat

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok.org)

Solopos.com, JAKARTA – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tak pernah dilibatkan dalam rapat pengambilan keputusan di Partai Gerindra. Padahal, namanya dipasang sebagai Ketua DPP Bidang Politik.

“Enggak pernah libatkan saya. Saya sampai hari ini enggak pernah lihat saya ketua DPP Bidang Politik. Enggak ada surat untuk saya kok,” kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (11/9/2014).

Advertisement

Mengenai keputusan partai yang mendukung pilkada tak langsung, Ahok juga mengaku tak tahu menahu. Dia tidak pernah dimintai pendapat sebagai salah satu kepala daerah yang terpillih melalui produk Pilkada langsung.

“Enggak pernah tanya sama saya. Saya juga enggak pernah diundang rapat,” ucap mantan Anggota Komisi II DPR ini seperi dilansir Detik.

Ahok menilai Gerindra tak akan bisa digoyang soal RUU Pilkada. Dia akhirnya memutuskan keluar karena tak sepaham.

Advertisement

“Kalau saya ketemu dan disidang sama semua orang, juga nggak ada guna. Orang sudah beda substansi jauh sekali kok. Mereka adalah orang yang yakin kalau koalisi Merah Putih digabungkan, bisa bagi-bagi kuota kepala daerah secara proporsional. Sedangkan saya masuk politik karena saya yakin rakyat sudah tidak percaya pada politik bagi-bagi seperti itu,” kata dia.

Pada bagian lain, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyebut Ahok sebagai politikus yang kerap berpindah-pindah partai atau “kutu loncat”, sehingga pihaknya senang yang bersangkutan mengundurkan diri.

“Kami tidak kehilangan. Dia [Ahok] dikenal ‘kutu loncat’. Kita senang karena menjadi tahu siapa kawan dan siapa lawan,” kata Fadli Zon saat menyambangi kediaman Akbar Tandjung bersama Koalisi Merah Putih, Rabu (10/9/2014) malam.

Advertisement

Fadli menolak jika dikatakan bahwa dengan mundurnya Ahok, lantas Gerindra disebut-sebut kehilangan salah satu kader terbaiknya.

“Dia bukan kader terbaik. Kalau selama ini dia menengahi masalah Jakarta, ya memang itu tugas dan kewajibannya. Kalau dia bisa melakukan lebih dari apa yang menjadi kewajibannya, itu baru berprestasi,” tegas dia seperti dikutip dari Antara.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif