Ahok-Djarot & Anies-Sandiaga melejit di survei jelang debat ketiga Pilkada Jakarta. Namun, diprediksi tak ada yang dominan dalam isu.
Solopos.com, JAKARTA — Debat ketiga Pilkada Jakarta, Jumat (10/2/2017) malam ini, menarik ditunggu. Isu masalah kependudukan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Jakarta yang diangkat dalam debat terakhir ini dinilai tak lagi didominasi pasangan petahana seperti isu-isu dalam debat sebelumnya.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto, mengatakan tidak ada pasangan calon yang betul-betul kuat menguasai isu ini. Karena itu, debat final ini bisa menjadi kesempatan bagi Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni (Agus-Sylviana) dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Anies-Sandiaga) untuk menonjolkan ide.
“Yang di debat kedua, reformasi birokrasi, itu petahana [Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat/Ahok-Djarot] banget. [saat itu] Petahanan kuasai konteksnya, hukumnya, dan eksekusinya,” kata Gun Gun di Studio Kompas TV, Jumat (10/2/2017).
Memang ada yang mencuri perhatian, seperti pasangan 3 banyak melakukan serangan, sedangkan pasangan 1 lebih kalem dan normatif. Sekarang challenge-nya pasangan 1 dan 3 bisa ambil keuntungan.”
Sementara itu, dalam survei Poltracking yang dipublikasikan di TV One, Jumat malam, elektabilitas Ahok-Djarot berada di puncak survei, yaitu 37%. Di urutan dua, ada Anies-Sandiaga dengan 30,4%, dan terakhir Agus-Sylviana 26,3%.
Dari posisi ini, disimpulkan bahwa elektabilitas Agus-Sylviana membentuk kubah setelah sempat naik tajam kini terus menurun. Sedangkan Ahok-Djarot terus naik pasca-debat kedua setelah sebelumnya turun pasca-polemik pidato Ahok di Kepulauan Seribu. Kenaikan konsisten ditunjukkan pasangan Anies-Sandiaga.
“Yang menarik selain itu, evaluasi pengaruh debat, debat memberikan dampak. Ada 15-20% yang menyebut debat sebagai referensi. Survei ini agak mirip dengan survei September 2016, saat itu belum ada Agus dan belum pendaftaran, Basuki-Djarot 36,9%,” ungkap Direktur Poltracking, Hanta Yuda.