News
Jumat, 15 Januari 2021 - 07:35 WIB

Ahli Epidemiologi: Vaksin Covid-19 Tak Bisa Gantikan Protokol Kesehatan

Nugroho Meidinata  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja melakukan pemeriksaan kualitas di fasilitas pengemasan produsen vaksin China, Sinovac Biotech. (Antara-Reuters)

Solopos.com, SOLO -- Meski sudah ada vaksin Covid-19, masyarakat tetap harus disiplin terhadap protokol kesehatan, terutama bagi mereka yang sudah menerima vaksin.

Hal ini dikarenakan vaksin Covid-19 yang ada saat ini tidak bisa menggantikan protokol kesehatan untuk bisa menyelesaikan permasalahan pandemi ini.

Advertisement

Bagikan Tips Keramas Sesuai Prokes Covid-19, Dokter Ini Dikira Ngelawak

Sebagaimana diungkap oleh Ketua Umum Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, Hariadi Wibisono dalam rilis tertulisnya yang diterima Solopos.com pada Kamis (14/1/2021).

Advertisement

Sebagaimana diungkap oleh Ketua Umum Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, Hariadi Wibisono dalam rilis tertulisnya yang diterima Solopos.com pada Kamis (14/1/2021).

“Penyelesaian masalah pandemi ini tidak hanya dengan vaksin saja, namun tetap harus didukung dengan penerapan protokol kesehatan. Vaksin tidak menggantikan protokol kesehatan, tapi berjalan bersama,” jelas dia.

Segara Hadir Black Shark 4, Spesifikasinya Diklaim Tak Terkalahkan

Advertisement

“Saya mengajak seluruh masyarakat, terutama para tenaga kesehatan, untuk ikut divaksinasi. Karena vaksinasi ini tidak hanya melindungi diri kita, tapi juga keluarga dan lingkungan, serta masyarakat luas. Percayalah bahwa pemerintah pasti sudah memilih yang terbaik untuk kita. Jangan sampai kita menjadi sumber penularan virus Covid-19, tapi jadilah pemutus rantai penularan tersebut," tambah dia.

Transaksi Makin Praktis dengan Dompet Digital

Pada kesempatan itu, ia juga menyayangkan pihak yang masih meragukan tingkat efektivitas vaksin Covid-19 jenis Sinovac. Padahal Badan POM sudah menerbitkan emergency use authorization (EUA) dengan tingkat efikasi 65,3 persen untuk vaksin ini.

Advertisement

Hariadi mengatakan bahwa isu efikasi erat kaitannya dengan seroconversion.

Potensi Indonesia dalam menghadapi Ekonomi dan Keuangan Digital

Seroconversion itu adalah seberapa jauh tubuh kita mampu bereaksi terhadap vaksin. Seroconversion bukan ditentukan oleh kualitas vaksin, tapi oleh kondisi tubuh seseorang. Ada orang-orang yang tubuhnya tidak mampu membentuk antibodi, sehingga sebagus apapun vaksin yang diberikan tidak akan berpengaruh terhadap tubuh mereka," jelas dia.

Advertisement

Implementasi QRIS dalam Menghadapi Ekonomi dan Keuangan Digital Menuju Indonesia Maju

Hari Pertama, 9 Nakes Disuntik Vaksin Covid-19 Di RS Hermina Solo

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif