News
Senin, 3 September 2018 - 17:30 WIB

Agustus 2018 Terjadi Deflasi, Sri Mulyani Senang

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, JAKARTA</strong> — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) selama Agustus 2018 mengalami deflasi sebesar 0,05%. Pencapaian yang lebih rendah ini pemerintah nilai sebagai modal yang cukup krusial dalam menghadapi lingkungan pasar global yang tidak menentu.</p><p>Menteri Keuangan <a href="http://news.solopos.com/read/20180831/496/937186/rupiah-tembus-rp14.710dolar-as-sri-mulyani-waspada" rel="noopener" target="_blank">Sri Mulyani Indrawati</a> mengungkap nilai lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada Juli 2018. Saat itu, inflasi tumbuh 0,28% tersebut menjadi komponen penting dalam menjaga stabilitas.</p><p>Adapun, inflasi tahunan dan tahun kalendernya mencapai masing-masing 2,13% dan 3,20%. Dari 82 kota yang disurvei BPS, 52 kota mengalami deflasi dan 30 kota mengalami inflasi.</p><p>"Kita melihat angka deflasi yang muncul atau angka inflasi sampai Agustus ini masih cukup kondusif bagi kita untuk terus menjaga stabilitas," ungkapnya di Hotel Borobudur Jakarta, Senin (3/9/2018).</p><p>Menurutnya, hasil berupa stabilitas dari harga-harga ini menjadi salah satu komponen yang penting karena kondisi lingkungan pasar global yang bergejolak, keberadaan stabilitas harga ini menguntungkan. "Ini penting untuk bisa menjangkarkan kepercayaan diri," imbuhnya.</p><p>Dengan demikian, pemerintah akan terus menjaga stabilitas seperti yang selama ini sudah dikomunikasikan pemerintah, antara lain menjaga sumber dan potensi inflasi pada bulan-bulan ke depan. Komponen tersebut seperti harga pangan dan potensi terjadinya imported inflation sebagai efek pelemahan rupiah.</p><p>Menkeu juga menggarisbawahi faktor musiman pada akhir tahun, potensi inflasi dari permintaan yang meningkat. "Kita akan melihat faktor-faktor ini bersama Bank Indonesia untuk terus kita jaga agar jangkar stabilitas bisa diperkuat," jelasnya.</p><p>Berdasarkan komponen, ada tiga kelompok pengeluaran sandang, bahan makanan dan transportasi. Sementara itu inflasi tertinggi terjadi di pendidikan, rekreasi, dan olah raga.</p><p>Bahan makanan mengalami deflasi 1,10% sehingga andilnya 0,24%. Jadi secara umum, bahan makanan mengalami penurunan dengan komoditas yang dominan di antaranya telur ayam dengan andil 0,06%, bawang merah 0,05%, daging ayam ras, cabai merah dan cabai rawit dengan andil 0,02%.</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif