News
Senin, 26 Oktober 2015 - 09:15 WIB

AGENDA PRESIDEN : Hemat Biaya, Jokowi ke AS Pakai Pesawat Kepresidenan

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pesawat Kepresidenan Republik Indonesia. (JIBI/Solopos/Antara/Widodo S. Jusuf)

Agenda Presiden Jokowi ke AS menggunakan pesawat kepresidenan.

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah telah melakukan penghematan anggaran atas penggunaan Pesawat Kepresidenan BBJ-2 dalam kunjungan kerja kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Amerika Serikat.

Advertisement

Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana, mengatakan pemerintah telah menekan biaya yang diperlukan untuk perjalanan Presiden Jokowi ke Amerika Serikat.

“Komponen biaya yang dapat dihemat dengan menggunakan BBJ-2 bisa mencapai setengah dari biaya yang diperlukan untuk menyewa pesawat komersial,” kata Ari di Jakarta, Senin (26/10/2015).

Untuk mengoperasikan BBJ-2, kata dia, pemerintah hanya mengeluarkan biaya untuk kru pesawat, ground handling saat transit dan di tempat tujuan, bahan bakar, dan katering.

Advertisement

Sementara itu, apabila menyewat pesawat komersial, pemerintah harus mengeluarkan biaya tambahan untuk konfigurasi pesawat, biaya sewa, dan overhead yang dihitung per hari.

Biaya konfigurasi, kata dia, diperlukan karena pesawat komersial yang digunakan harus mengubah komposisi tempat duduk, dan kabin belakang yang dipersiapkan untuk kondisi darurat.

Untuk diketahui, kunjungan kerja ke Amerika Serikat sendiri merupakan perjalanan terjauh yang ditempuh oleh BBJ-2 sejak kali pertama digunakan pada April 2014.

Advertisement

Sebelumnya, BBJ-2 mencatat Jedah, Arab Saudi sebagai tujuan terjauh yang ditempuhnya.

Perjalanan ke Jedah, Arab Saudi dilakukan oleh Presiden Jokowi dalam lawatannya ke tiga negara Timur Tengah.

Dalam perjalanan ke Amerika Serikat, Presiden Jokowi dan rombongan harus melakukan dua kali transit, karena BBJ-2 hanya dapat melakukan penerbangan maksimal 10 jam.

Sekedar diketahui, Pesawat Kepresidenan BBJ-2 bertipe 737-800 Boeing Business Jet 2. Pesawat tersebut dibeli pemerintah pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan harga sekitar Rp820 miliar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif