News
Sabtu, 15 Maret 2014 - 03:15 WIB

AGENDA PRESIDEN : Di Semarang, Ratusan Jemaah Berebut Salaman dengan SBY

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden SBY (JIBI/dok)

Solopos.com, SEMARANG–Ratusan jemaah berebut untuk dapat bersalaman dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) seusai Salat Jumat di Mesjid Baiturrahman, Kota Semarang, Jumat (14/3/2014).

Presiden SBY yang mengenakan baju koko warna putih dan peci hitam, dengan sabar menyalami satu persatu para jamaah yang berdiri di sepanjang anak tangga di depan pintu mesjid tersebut.

Advertisement

Para jamaah sengaja menunggu untuk dapat bersalamanan dengan Presiden SBY, setelah mengetahui orang nomor satu di Indonesia itu Salat Jumat di Mesjid Baiturrahman.

Mereka bahkan rela berdiri di tengah terik sinar matahari. Padahal biasanya, begitu Salat Jumat rampung, mereka langsung meninggalkan mesjid. “Semoga Jawa Tengah lebih sejahtera,” kata Presiden saat berhenti di tengah tangga.

“Hidup Pak SBY, tetap diberiakan kesehatan,” kata seorang jamaah.

Advertisement

Presiden SBY didampingi Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, Menteri Pendidikan, M, Nuh, Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi melakukan Salat Jumat di mesjid yang berada di pusat ibukota Jateng tersebut, setelah melakukan ground breaking pembangunan pipa gas bumi terintegrasi di Tambak Lorok, Tanjung Emas, Semarang

Semula direncanakan Presiden dan rombongan akan melakukan Salat Jumat di Mesjid Raya Ungaran, Kabupaten Semarang.
Setelah melakukan salat jumat, Presiden SBY meningunjungi Mapolda Jateng di Jl. Pahlawan Semarang dan melakaukan peninjauan pembangunan jalan tol Semarang-Solo seksi I Semarang-Ungaran dan seksi II Ungaran-Bawen.

Sementara, saat melakukan ground breaking pembangunan pipa gas bumi terintegrasi di Tambak Lorok, Presiden SBY dalam sambutannya menyatakan pembangunan adalah proses jangka panjang yang tidak pernah berhenti.

Advertisement

Pembangunan ini, lanjut SBY, telah dilakukan sejak Indonesia merdeka, mulai Presiden Bung Karno, Soeharto, BJ. Habibie, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarnoputi, sampai dirinya sekarang.

“Siapapun pemimpin bangsa mempunyai tugas untuk membangun negeri ini menuju masyarakat yang adil dan makmur,” ungkapnya.
Presiden menambahkan, dari satu periode ke periode, dari satu generasi ke generasi, pembangunan harus terus dilakukan sampai tercapai kesejahteraan rakyat.

Kesejahteraan rakyat bisa dikatakan baik, bila taraf hidup atau kualitas hidupnya juga makin baik. Memang banyak ukuran untuk mengukur kualitas hidup atau living standard dari masyarakat, misalnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), penghasilan orang per orang, kemudian tingkat berpendidikannya, dan kesehatan.

Untuk itu sejak 2005, ujar SBY, pemerintah menjalankan triple track strategies atau strategi tiga jalur, yakni ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaa, kemiskinan terus berkurang. “Inilah konsep dasar dan kebijakan pembangunan yang dilaksanakan sekarang ini,” tandas Presiden.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif