News
Rabu, 7 Desember 2011 - 16:47 WIB

66 Siswa SLB bakal ikut UN, tuna grahita hanya dibebani ujian sekolah

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solo (Solopos.com) – Ada 66 siswa sekolah luar biasa (SLB) di Kota Bengawan tercatat dalam Data Nominasi Sementara (DNS) pada Ujian Nasional (UN). Sementara itu, siswa tuna grahita atau mereka yang mengalami keterbelakangan mental hanya dibebani ujian sekolah (US).
Advertisement

Diungkapkan Sekretaris Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Pendidikan Khusus, Bambang Supriyadi, ada 66 siswa yang mengikuti ujian yakni mereka yang mengalami gangguan penglihatan (tipe A), tuna rungu atau mengalami gangguan pendengaran dan wicara (tipe B), cacat tubuh (tipe D) , tuna laras atau gangguan perilaku (tipe E) dan autis. Dia mengatakan pelaksanaan ujian rencananya akan diselenggarakan sekolah masing-masing.

“Belum tahu apakah ada petunjuk baru terkait pelaksanaannya nanti,” jelas dia saat dijumpai Espos, Rabu (7/12/2011).

Secara terpisah, Kepala SLB Negeri Solo, Sukamto mengatakan dari total peserta yang terdata untuk tingkat SD, SMP dan SMA yakni 21 siswa, menurutnya sejumlah siswa tersebut dinilai siap untuk mengikuti ujian dan menyelesaikan soal. Dia mengatakan siswa telah dipersiapkan agar mampu mengikuti UN maupun menyelesaikan soal-soal pada US. Namun demikian siswa yang mengalami keterbelakangan mental atau tipe C, mereka hanya dibebani ujian sekolah saja.

Advertisement

“Di tempat kami ada 15 siswa tuna grahita dan hanya mengikuti US,” jelas dia saat dihubungi Espos.

Dia mengatakan terkait dengan ketentuan tersebut pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No 70/2009 tentang Pendidikan Inklusi, menyatakan anak berkebutuhan khusus terutama penyandang tuna grahita, tidak bisa dipaksa ikut UN karena kondisinya yang tidak memungkinkan. “Sudah ada petunjuk peraturannya sehingga siswa tuna grahita dapat mempersiapkan ujian sekolah saja,” jelas dia.

Lebih lanjut diungkapkan Bambang, menyayangkan pelaksanaan US tahun 2009/2010 dari pemerintah kota tidak dianggarkan sementara dana tersebut dapat membantu sekolah untuk pelaksanaan ujian. Dia mengungkapkan tahun ini MKKS akan mengajukan ke dinas agar mendapatkan anggaran tersebut.“Dana itu untuk pelaksanaan ujian seperti penggandaan soal dan pengawas silang,” jelas dia.

Advertisement

das

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif