News
Senin, 31 Juli 2023 - 11:34 WIB

6 Warga Papua Tengah Meninggal karena Kelaparan, Kemensos Kirim Bantuan

Erta Darwati  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan. (Freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Sosial (Kemensos) mengirimkan bantuan kepada warga terdampak kekeringan di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi Kabupaten Puncak Papua Tengah yang telah mengakibatkan 6 orang meninggal dunia akibat kelaparan.

Plt Direktur Perlindungan Korban Bencana Alam Adrianus Alla mengatakan Kemensos RI sudah berupaya mengirimkan bantuan logistik sebanyak 14 ton yang diterbangkan dari gudang logistik di Jakarta dan Jayapura, dan telah sampai di Timika.

Advertisement

“Untuk semua bantuan sebenarnya sudah ada di Timika. Tinggal bagaimana membawa ke 2 distrik. Karena 2 distrik yang ada di Kabupaten Puncak ini terkendala akses,” katanya dalam keterangan resmi, dilansir Bisnis.com.

Dia menjelaskan bahwa distrik terdampak yaitu Distrik Agandugume memiliki lapangan terbang, tetapi bantuan tidak bisa diterbangkan melalui distrik tersebut karena sedang ditutup lantaran dalam perbaikan dan pertimbangan situasi keamanan. 

Advertisement

Dia menjelaskan bahwa distrik terdampak yaitu Distrik Agandugume memiliki lapangan terbang, tetapi bantuan tidak bisa diterbangkan melalui distrik tersebut karena sedang ditutup lantaran dalam perbaikan dan pertimbangan situasi keamanan. 

Menurutnya, alternatif paling mungkin adalah mengirimkan bantuan logistik melalui Lapangan Sinak. Upaya tersebut juga terhalang cuaca.

“Kami kemarin mulai dari Senin sudah di sini (Timika), mau terbang, gagal, karena cuaca. Selasa (25/7/2023) pun sudah mau terbang, gagal lagi karena cuaca,” lanjutnya.

Advertisement

Caravan dapat mengangkut bantuan seberat 1 ton, sedangkan helikopter caracal milik TNI AU mampu mengangkut 750 kg sekali terbang.

Berdasarkan data sementara, 7.500 jiwa warga di kedua distrik mengalami kekeringan yang mengakibatkan gagal panen, sehingga munculnya kasus kelaparan di Papua.

Fenomena hujan es yang terjadi menyebabkan tanaman warga yaitu umbi yang merupakan makanan pokok menjadi layu dan busuk.

Advertisement

Setelah itu, tidak turun hujan sehingga tanaman warga mengalami kekeringan, sejak awal Juni lalu.  

“Berdasarkan informasi dari kepala distrik dan tokoh agama. Di Agandugume ada 3.500 jiwa, sedangkan di Lambewi itu ada 4.000 orang. Jadi ada kira-kira ada 7.500 warga,” tambahnya.

Adrianus menuturkan yang paling dibutuhkan masyarakat saat ini adalah bahan makanan. Kemensos RI mengirimkan jenis bantuan makanan siap saji 4.000 paket, makanan anak 4.000 paket, lauk pauk siap saji 2.000 paket. 

Advertisement

Selain itu, tenda gulung 500 lembar, sarden 25 dus, kornet 32 dus, sosis 83 dus, abon sapi 15 dus, biskuit 18 dus, pakaian anak (TK, SD dan SMP) 3.000 stel, pakaian dewasa 4.000 stel, celana dewasa 4.000 lembar, dan selimut 4.000 lembar.

Berdasarkan keterangan resmi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), telah mengeluarkan peringatan potensi terjadinya puncak musim kemarau yang berdampak pada fenomena El Nino pada Agustus hingga September 2023.

El Nino merupakan fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Pemanasan itu berdampak terhadap penurunan curah hujan di wilayah Indonesia, sehingga menyebabkan kemarau atau kekeringan berkepanjangan.

 

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Langkah Kementerian Risma Usai 6 Warga Papua Tengah Meninggal Karena Kelaparan”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif