News
Jumat, 19 Oktober 2012 - 15:50 WIB

5 Orang di Galabo Jadi Korban Penganiayaan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Sebanyak lima orang  menjadi korban penganiayaan sejumlah orang tak dikenal yang tengah men-sweeping area timur Gladak Langen Bogan (Galabo), Pasar Kliwon, Solo, Kamis (18/10/2012) sekitar pukul 20.15 WIB.

Akibatnya, kelima korban mengalami luka-luka, satu korban di antaranya harus dilarikan ke RSI Kustati, Solo.
Salah satu korban yang mengalami luka paling parah, Ali Mujahidin, 27, saat dihubungi Solopos.com, Jumat (19/10/2012), menguraikan ketika peristiwa terjadi ia baru saja membereskan dagangan mi ayamnya, pukul 20.00 WIB. Lalu ia berkumpul dengan lima orang temannya yang lain sesama pedagang di Galabo di warung bakso sebelah timur Galabo.

Advertisement

Namun tiba-tiba ada kelompok orang berkendara motor mendekati mereka. Kelompok orang itu membubarkan ajang kumpul itu dengan cara kasar. Ali yang saat itu tak melakukan perlawanan dipukul dengan batang besi di kepala sebanyak tiga kali di bagian kepala.

“Kami enggak menggelar pesta miras saat itu. Tapi mereka langsung saja main pukul. Saya waktu mau lari, tapi dipukul lagi dan mengenai punggung saya. Hingga saat ini punggung masih memar,” urai Ali.

Diceritakannya, motor yang digunakan kelompok sekitar 15 kendaraan. Mereka berboncengan. Ali mengaku melihat ada orang yang membawa samurai, pentungan besi dan lain sebagainya. Menurut Ali, kelompok itu menyerang secara membabi buta tanpa peringatan terlebih dahulu.

Advertisement

Selain dia, lanjut, temannya yang bernama Nurfa Iskandar, 27, juga terluka. Salah satu orang melukai Nurfa dengan menyetrum tubuhnya menggunakan alat kejut. Temannya yang lain, Tanto, 21, terluka di bagian kepala karena terkena pukulan tangan.

“Lima orang dari enam orang termasuk saya terluka. Paling parah luka yang saya alami. Saya dibawa teman-teman ke RSI Kustati karena kepala saya bocor. Kepala saya dijahit di dua lokasi, semuanya ada delapan jahitan. Saya enggak tahu bagaimana jadinya kalau yang memukul saya itu pakai samurai,” sambung Ali.

Setelah mendapat perawatan Ali melaporkan kejadian itu ke Mapolresta Solo.

Advertisement

Dikakatan sumber asal Mojo, Semanggi, Pasar Kliwon itu, kejadian penganiayaan seperti yang dialami Ali kerap terjadi terutama pada malam hari. Pemukulan sering menimpa lelaki yang sedang berkumpul di suatu lokasi. Tanpa alasan yang jelas kelompok orang itu langsung membubarkan orang yang tengah berkumpul meski tak sedang menggelar pesta miras. Bahkan, kelompok orang itu sering memukuli menggunakan kayu atau pentungan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif