News
Sabtu, 11 Maret 2017 - 16:30 WIB

4 Fakta Skip Challenge yang Perlu Anda Ketahui

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Skip Callenge yang sedang ngetren di Indonesia. (Istimewa/Instagram)

Skip Challenge mulai populer di Inggris pada 2005 dan masuk ke berbagai negara lewat bantuan Internet.

Solopos.com, SOLO – Belum lama ini rekaman anak-anak sekolah asal Indonesia melakukan Skip Challenge beredar di media sosial. Sebuah video disertai peringatan mengenai bahaya Skip Challenge diunggah akun populer Instagram @lambe_turah, Kamis (9/3/2017).

Advertisement

Dihimpun Solopos.com dari laman Wikipedia dan Nobullying.com, Jumat (10/3/2017), Skip Challenge memiliki banyak sekali sebutan, selain dua sebutan di atas, aktivitas tersebut juga disebut Choking Game dan Space Monkey Challenge.

Meski dilakukan dengan beberapa cara berbeda, Skip Challenge dan nama-nama lain tersebut memiliki tujuan sama, yakni secara sengaja dan sementara memotong pasokan oksigen ke otak. Orang yang melakukan aktivitas tersebut akan pingsan selama beberapa saat dan merasakan euforia. Laman nobullying menyebut Skip Challenge sebagai cara merasakan sensasi mengganja tanpa memasukan obat terlarang itu.

Advertisement

Meski dilakukan dengan beberapa cara berbeda, Skip Challenge dan nama-nama lain tersebut memiliki tujuan sama, yakni secara sengaja dan sementara memotong pasokan oksigen ke otak. Orang yang melakukan aktivitas tersebut akan pingsan selama beberapa saat dan merasakan euforia. Laman nobullying menyebut Skip Challenge sebagai cara merasakan sensasi mengganja tanpa memasukan obat terlarang itu.

Tidak ada catatan pasti kapan pertama kali tantangan ini muncul, catatan terjauh mengenai Skip Challenge sudah ada sejak 1995. Di kalangan remaja, alasan mereka mau melakukan Skip Challenge pun beragam. Ada yang melakukan itu karena tekanan teman sebaya, keinginan untuk menjadikan masa sekolah memiliki kenangan yang tak terlupakan, demi popularitas, dan demi mengikuti apa yang dilakukan teman-teman dekat.

Berikut sejumlah fakta Skip Challenge seperti dikutip Solopos.com dari Kantor Berita Antara, Sabtu (11/3/2017);

Advertisement

Harian the Independent menyebut fenomena yang juga disebut choking game telah muncul sejak 2005 lalu di Inggris, setelah menimbulkan sejumlah kematian.

Dalam tantangan itu peserta harus ditekan dadanya sekeras mungkin selama beberapa waktu. Akibat tekanan itu suplai oksigen ke otak berkurang dan kondisi ini berujung hilangnya kesadaran hingga kematian.

Salah satu korban meninggal adalah Karnel Haughton asal Birmingham, pada 1 Juni 2016 lalu. Pihak keluarga mengklaim Karnel meninggal karena sesak napas, dan meyakini hal ini karena choking game. Mereka tidak percaya sang putra sengaja berusaha untuk bunuh diri.

Advertisement

Menjadi tren karena Internet

Sama halnya seperti “ice bucket challenge” dan permainan di Internet lainnya, choking game juga populer karena internet.

“Yang internet lakukan salah satunya adalah melegalkan perilaku-perilaku tak aman dan tak sehat,” ujar Psikolog asal Inggris Emma Citron.

Advertisement

Dilakukan bahkan oleh anak muda yang cerdas

Lembaga amal di Amerika Serikat mengungkapkan tantangan ini biasanya dilakukan anak-anak muda berusia 9-16 tahun yang rata-rata cerdas dan berprestasi, bukan mereka yang merupakan pecandu alkohol dan narkotika.

Pada 2016, mereka memperkirakan sekitar 250-1000 orang anak meninggal di Amerika Serikat karena memainkan tantangan choking game.

Tantangan dilakukan karena ingin jajal keberanian

Citron mengatakan bagi remaja, skip challenge dianggap sebagai permainan menjajal keberanian atau dare game.

“Mereka memandang sebagai dare game. Saya tidak berpikir mereka merasa itu merugikan diri sendiri, mereka hanya tidak cukup dewasa untuk menyadari betapa sangat berbahaya permainan itu,” tutur dia.

“Di sini ada unsur kompetitif – bagaimana saya bisa berani? Berapa banyak yang dapat saya lakukan?” sambung Citron.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif