News
Senin, 14 Juni 2021 - 03:40 WIB

34% Warga Jakarta Ragukan Vaksin Covid-19

Nyoman Ary Wahyudi  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo disuntik dosis pertama vaksin Covid-19 produksi Sinovac oleh vaksinator Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Prof Abdul Mutalib di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1/2021). (Antara/Setpres-Agus Suparto)

Solopos.com, JAKARTA — Tingkat kepercayaan warga kota besar terhadap vaksin Covid-19 tersamarkan. Lapor Covid-19 menemukan ada sekitar 34% masyarakat DKI Jakarta yang meragukan kemanjuran vaksin Covid-19 yang tengah diberikan oleh pemerintah saat ini.

Temuan itu diperoleh dari hasil survei selama dua pekan dari tanggal 30 April hingga 15 Mei 2021 yang diikuti oleh 57.231 responden yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta. Namun, hanya 47.457 responden yang menyelesaikan survei dan tervalidasi.

Advertisement

Baca Juga: KPK Lawas Masih Setor Uang Eks Menpora Imam Nahrawi Rp12,5 M

“34% Responden [16.102 orang] yang khawatir terhadap kemanjuran vaksin Covid-19, yang artinya menganggap vaksin Covid-19 belum mampu melindungi dari infeksi Covid-19,” kata kolaborator ahli Lapor Covid-19 Dicky Pelupessy dalam keterangan virtual yang diakses Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Minggu (13/6/2021).

Sementara, 32% responden atau sebanyak 14.889 warga takut akan efek samping vaksin atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). “Menariknya, mereka yang berusia 50-60 tahun [pra-lansia], dengan pekerjaan TNI/Polri dan tenaga kesehatan merupakan kelompok yang tertinggi memiliki kekhawatiran terkena efek samping vaksin Covid-19,” kata dia.

Advertisement

Sebagian besar responden adalah lulusan SMA yang mencapai 53,8% dan Sarjana (13,6%), ibu rumah tangga (42,8%), pekerja swasta (15,48%) dan pekerjaan lain sebesar 10,9% saja.

Data Pemprov Jakarta

Dari sisi risiko kesehatan terhadap infeksi Covid-19, 70,95% warga Jakarta responden survei itu mengaku tidak memiliki komorbiditas. Survei dilakukan secara online dengan penarikan sampel menggunakan metode convenience sampling. Penyebaran survei dibantu oleh Biro Tata Pemerintahan DKI Jakarta dan jaringan komunitas warga.

“Untuk mempelajari hambatan dan faktor yang mendorong warga DKI untuk divaksinasi, kami menggunakan pendekatan health belief model yang mengukur kecenderungan umum kekhawatiran, kerentanan, hambatan, dan manfaat vaksinasi,” kata dia.

Advertisement

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Advertisement
Kata Kunci : Virus Corona COVID-19
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif