News
Sabtu, 7 November 2020 - 21:30 WIB

253 Santri Al Bayan Sukabumi Terpapar Corona, Ini Kronologinya

Newswire  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pandemi Corona. (Detik.com)

Solopos.com, SUKABUMI — Dinas Kesehatan dan Satgas Percepatan Penanganan Covid-19, menelusuri awal mula 253 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Bayan, Cibadak, Kabupaten Sukabumi, terpapar virus corona (Covid-19).

Petugas Puskesmas Sekarwangi Cibadak Ajat Munajat mengatakan dugaan terpaparnya santri berawal dari adanya keluhan anosmia. Anosmia dijelaskan sebagai gangguan pada indra penciuman yang ditandai dengan hilangnya kemampuan menghirup secara sepenuhnya.

Advertisement

“Ada beberapa santri yang mengeluh anosmia atau gejala penciuman indranya hilang. Penciuman tidak bisa membedakan bau, pengecapan rasanya dari beberapa siswa mengeluh begitu,” ucap Ajat melalui sambungan telepon, Sabtu (7/11/2020).

Hasil Riset: 75 Persen Masyarakat Optimistis Ekonomi Menguat 6 Bulan Mendatang

Indra mengatakan bahwa anosmia juga merupakan salah satu gejala awal terpapar Covid-19. Sebelum adanya keluhan anosmia, pihak ponpes diketahui menggelar sebuah acara yang dihadiri pihak luar.

Advertisement

“Di ponpoes itu ada kegiatan pembinaan santri, ada yang orang luar. Ada juga sebelumnya kasus yang dianggap tipes lalu dibawa pulang ke Tangerang. Saat diperiksa di sana hasilnya positif [Covid-19], itu kejadian pertama pada 2 November,” tutur Ajat dilansir dari Detik.com.

Mahasiswa Malang Ini Temukan Metode Cegah Kecemasan Pasien Berobat ke Rumah Sakit, Seperti Apa?

Selain para santri, seluruh pembimbing, guru dan mereka yang berada di lingkungan ponpes akan menjalani pemeriksaan tes swab yang dilakukan pihak GTPP Covid-19 Kabupaten Sukabumi. Saat ini seluruh santri menjalani isolasi dan karantina mandiri di lingkungan ponpes.

Advertisement

Petugas Puskesmas Sekarwangi Cibadak Ajat Munajat mengatakan hingga kini proses swab test kepada seluruh santri terus dilakukan. “Kalau jumlah terakhir 253 siswa, belum dengan pembimbing dan guru ada 94 orang masih dalam proses,” kata Ajat melalui sambungan telepon.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif