News
Selasa, 10 Desember 2013 - 15:57 WIB

2014, Pengusaha Ritel Naikkan Harga Makanan & Minuman 10%

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Alby Albahi)

Harianjogja.com, JAKARTA-Para pengusaha ritel modern berencana menaikkan harga produk makanan dan minuman mulai tahun depan. Alasannya karena beberapa biaya operasional dan beban upah juga mengalami kenaikan.

“Makanan dan minuman kita akan naikkan sampai 10% tahun depan,” ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Pudjianto di Gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (10/12/2013)

Advertisement

Menurutnya biaya operasional terbebani paling besar karena kenaikan upah buruh dengan rata-rata naik per daerah melebihi 10%. Sementara upah merupakan 45% dari total biaya operasional perusahaan ritel.

“Yang namanya 40%-45% itu operation cost-nya untuk gaji, nah itu kan UMR naik,di beberapa daerah naiknya melebihi 10%,” kata salah satu petinggi Alfamart ini.

Biaya lainnya adalah pada harga sewa tempat yang meningkat dibanding sebelumnya. Penyebabnya adalah kenaikan harga properti dan tarif listrik yang naik. “Masalahnya sewa, sewa itu naiknya tinggi sekali, kontribusi sewa 20%-25% dari biaya,” kata Pudjianto.

Advertisement

Kemudian persoalan bahan bakar minyak (BBM) dan listrik yang naik. Ini membebani pada wilayah transportasi dan distribusi barang. “Listrik sama bensin, itu kurang lebih 10-15%,” ujarnya.

Artinya menurut Pudjianto ada sekitar 75% dari biaya operasional yang naik dan bertambah pada tahun depan. Sehingga para peritel terpaksa menaikan harga barang termasuk makanan dan minuman.

“Jadi kurang lebih yang 75% itu yang naik terus tiap tahun, padahal harga nggak mungkin naik terus tapi terpaksa kita naikkan, persoalan ada efisiensi kita lakukan tapi tetap ada kenaikan harga,” paparnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif