News
Kamis, 20 Oktober 2016 - 14:30 WIB

2 TAHUN JOKOWI-JK : Lewat Puisi, Eva Sundari Balas Sajak Sindiran Fadli Zon

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi didampingi Wakil Presiden JK berbincang-bincang sesaat sebelum memimpin Sidang Kabinet sebelum sidang kabinet di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (30/3/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Eva Sundari membalas sindiran yang dibuat Fadli Zon.

Solopos.com, JAKARTA – Politikus Partai Gerindra, Fadli Zon, membuat sajak sindiran untuk memperingati dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tak mau kalah, Politikus PDIP, Eva Sundari, membalas dengan puisi.

Advertisement

Eva Sundari merangkai puisi berjudul Raisopopo Mung Kerjo membalas sajak bikinan Fadli Zon, Raisoopoopo. Dalam puisinya Eva menyebut Jokowi-JK hanya bisa memberi sejuta janji tanpa kenyataan harus dijawab dengan kerja. Dia menyebut Jokowi-JK bisa menumbuhkan harapan di tanah Papua, antar provinsi di Pulau Sumatera saling terhubung.
“Indonesia Timur tumbuh mengejar keterpisahan. Nelayan juga kembali menjadi penguasa samudera,” kata Eva, seperti dikutip dari Detik, Kamis (20/10/2016).

Eva pun meminta pengkritik pemerintahan Jokowi-JK menggunakan data valid saat ingin mengkritik. Dari data yang dia miliki, pemerintahan Jokowi-JK cukup bagus di 2 tahun usianya ini.

Berikut ini puisi balasan Eva untuk Fadli Zon.

Advertisement

Raisopopo mung Kerjo

Katamu
Sejuta harapan
mimpi tanpa kenyataan
dendam yang harus terus ditabuhkan

Advertisement

Hanya bisa kujawab dengan Kerja 
Aku memilih kerja 
daripada bermain kata 

Masih 2 tahun, kuhanya bisa 
mengajak rakyat bekerja

Sehingga 

Papua dalam benderang dan 
kemudahan
Sumatra saling terhubung dan 
tersambung

Indonesia Timur tumbuh mengejar 
keterpisahan 
Nelayan kembali menjadi penguasa 
samudra

Petani mensyukuri berkah bumi yang 
memberi panen raya
Kesejahteraan tidak dirampok inflasi 
Pariwisata, rupiah, neraca kompak 
menjadi perkasa 

Kuakan lanjut bekerja sehingga
Sabang sama rasa dengan Merauke;
Muslim, Nasrani, Hindu, Budha, 
Konghucu, penghayat tenang berdoa 
untuk menyudahi sulutan kebencian 
atas persatuan dalam keberagaman

Aku mung bisa kerjo

Maka,
tetaplah lantang bicara 
Tapi sebaiknya dengan mata terbuka
Sehingga katamu bersambung fakta 

Buka pula telinga 
Sehingga katamu
Bersambung suara gebrakan 
perubahan 
bukan suara fatamorgana yang kau 
ciptakan

Bukan pula dari keinginan atas 
kegagalan yang kau bunyikan

Monggo makaryo.. 

Jakarta, 20 Oktober 2016

Eva Sundari

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif