News
Sabtu, 6 Januari 2024 - 16:13 WIB

2 Kereta Adu Banteng di Bandung, Pengamat Menduga Penyebabnya Human Factor

Bayu Jatmiko Adi  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kereta Api Cikurai telah aman melintasi relasi Garut-Pasar Senen saat ujicoba jalur di KM 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur - Stasiun Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (6/1/2024), pascakecelakaan dua kereta. (Antara/Rubby Jovan/aa.)

Solopos.com, SOLO–Investigasi mengenai kecelakaan kereta api (KA) yang terjadi antara KA Turangga relasi Surabaya Gubeng-Bandung dan Commuter Line (CL) Bandung Raya di KM 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur – Stasiun Cicalengka di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Jumat (5/1/2024) pukul 06.03 WIB, masih berlanjut.

Namun dari kalangan pengamat transportasi menilai kecelakaan itu lebih disebabkan human factor. Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, mengatakan sejauh ini jumlah kecelakaan KA tidaklah banyak, bahkan dapat dikatakan sangat jarang.

Advertisement

Dia mengatakan kejadian yang dapat dikatakan sebagai kecelakaan KA, yakni kereta anjlok dari rel dan tabrakan antarkereta api. Sedangkan jika kecelakaan yang melibatkan KA dan kendaraan darat lain, bisa disebut kecelakaan angkutan darat yang terjadi di perlintasan KA.

“Sebenarnya kecelakaan KA itu jarang terjadi bahkan sangat jarang. Tahun lalu kelihatannya hanya satu kali. Soal penyebabnya apa, itu human factor,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (6/1/2024).

Advertisement

“Sebenarnya kecelakaan KA itu jarang terjadi bahkan sangat jarang. Tahun lalu kelihatannya hanya satu kali. Soal penyebabnya apa, itu human factor,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (6/1/2024).

Human factor yang dimaksud bisa menyangkut SDM, teknologi, maupun regulasi. Teknologi, lanjutnya, bisa menyangkut persinyalan dan lainnya. Sedangkan regulasi mungkin bisa menyangkut seperti apa SOP dan lainnya.

Terkait sejauh mana dari ketiga hal itu yang menjadi penyebab utama kecelakaan KA yang terjadi pada Jumat kemarin, masih menunggu pendalaman yang tengah dilakukan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Advertisement

Dia mengatakan secara kesiapan sarana dan prasarana pendukung operasional KA sejauh ini sudah cukup memadahi. Di mana untuk kebutuhan rel ganda, di Jawa saat ini sudah lebih dari 80% merupakan rel ganda. Sementara saat ini juga masih terus disiapkan untuk rel ganda Semarang-Solo, kemudian jalur ke Bandung dan Surabaya.

Sementara itu dalam siaran pers yang diunggah di https://www.kai.id, Jumat (5/1/2024), PT KAI menegaskan telah berkoordinasi dengan sejumlah instansi dan lembaga terkait termasuk membentuk tim investigasi kecelakaan yang melibatkan KA Turangga dan Kereta CL Bandung Raya. Sejumlah pihak yang dilibatkan di antaranya adalah KNKT, TNI/Polri, Basarnas, DJKA Kemenhub, dan pihak lain yang terkait.

Peningkatan Sistem Komunikasi

Disebutkan KAI, upaya itu dilakukan sebagai wujud keseriusan KAI dalam menemukan sumber penyebab kecelakaan, sehingga dapat segera dievaluasi untuk meminimalisasi terjadinya kecelakaan serupa dikemudian hari.

Advertisement

EVP of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji, mengatakan manajemen KAI telah melakukan berbagai upaya untuk menekan dan meminimalkan potensi terjadinya kecelakaan kereta api. Dia ntaranya dengan melakukan peningkatan sistem komunikasi, perjalanan kereta dan berbagai hal teknis lainnya.

“KAI sangat serius dalam memberikan layanan perjalanan kereta yang aman, nyaman dan tepat waktu bagi penumpang. Kami menerapkan zero tollerance terhadap kecelakaan dengan mengutamakan keselamatan dan keamanan perjalanan kereta. Kami berkomitmen segera menyelesaikan kejadian ini, sehingga perjalanan kereta api dapat berangsur pulih dan kembali normal,” tegas Agus dalam rilis tersebut.

Diberitakan sebelumnya, tabrakan antara Kereta Api (KA) Turangga jurusan jurusan Surabaya-Gubeng Bandung dan KA Lokal Padalarang-Cicalengka, Jumat (5/1/2024), menyebabkan empat korban meninggal dunia.

Advertisement

Berdasarkan kronologinya, tabrakan antara dua kereta itu terjadi pagi ini pukul 06.03 WIB di Kampung Babakan DKA Desa. Cikuya, Kec. Cicalengka, Kab. Bandung di KM 181 + 5/4. Spesifikasi kereta yang mengalami tabrakan yakni KA Turangga jurusan Surabaya-Gubeng Bandung dengan No. Lokomotif CC 206 13 97, dengan KA Lokal Padalarang-Cicalengka dengan No. KA 350.

Badan Search And Rescue Nasional (Basarnas) Bandung menyampaikan seluruh korban kecelakaan tabrakan dua KA di Cicalengka sudah tuntas dievakuasi dengan jumlah korban jiwa sebanyak empat orang dan korban selamat 34 orang yang semua korban sudah dibawa ke rumah sakit, Jumat.

Kepala Basarnas Bandung Hery Marantika mengatakan proses evakuasi korban tabrakan KA Turangga relasi Surabaya-Bandung dengan KA Commuter Line Bandung Raya berlangsung sesaat setelah kejadian pukul 06.00 WIB, dan selesai sekitar pukul 17.30 WIB.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif