News
Rabu, 5 Januari 2022 - 17:31 WIB

14 Jenis Celurut Baru hingga Potensi Kara Pedang Gantikan Kedelai

Muh Khodiq Duhri  /  Luthfi Shobri Marzuqi  /  Ichwan Prasetyo  /  Newswire  /  Oriza Vilosa  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Celurut. (Foto: brin.go.id)

Solopos.com, SOLO – Spesies flora dan fauna baru teridentifikasi oleh Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Selain ada tujuh jenis tumbuhan yang mayoritas tergolong tanaman hias, ada pula 14 jenis celurut baru yang ditemukan di Sulawesi.

Penemuan tersebut menjadi yang terbesar sejak tahun 1931. Penemuan celurut itu mejadi penting sebagai langkah untuk menguak informasi dan inventarsasi jenis fauna, khususnya mamalia di Indonesia.

Advertisement

Penemuan 14 jenis celurut itu bermula dari pemeriksaan terhadap hampir 1.400 spesimen celurut secara intensif. Lewat konfirmasi data molecular dan morfologi specimen baru, tim peneliti berhasil mengidentifikasi 21 jenis celurut di Sulawesi dan 14 di antaranya termasuk jenis baru.

Sementara penemuan tujuh jenis tumbuhan itu memberi informasi kekayaan biodiversitas Indonesia. Hal tersebut mendukung penelitian lebih lanjut. Selengkapnya ada di: Peneliti BRIN Temukan 7 Spesies Tanaman Hias dan 14 Jenis Celurut

Sementara budi daya kara pedang dinilai perlu di dongkrak untuk menggantikan kedelai sebagai bahan baku tempe dan tahu. Budi daya ini digalakkan di Wonogiri, yakni di Kecamatan Selogiri.

Advertisement

Ada 25 jenis olahan turunan berbahan kara pedang. Olahan itu antara lain menjadi produk tempe, tahu, kecap, susu, tepung, kripik, roti, dan bolu kering. Kandungan gizi kara pedang yang memiliki nama latin Canavalia ensiformis, memiliki kandungan lemak 2,3-3,9 per 100 gram.

Saat ini, kara pedang sedang menjadi objek analisa profit. Informasi terkait hasil analisa itu bakal menjadi rujukan kampanye menanam kara pedang.

Menurut informasi Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) Kementerian Pertanian, pendayagunaan kara pedang bisa mengurangi ketergantungan impor kedelai. Selengkapnya baca ada di: Mendongkrak Kara Pedang Sebagai Pengganti Kedelai yang Kian Mahal

Advertisement

Kanal Espos Plus selalu menyajikan konten-konten premium yang berbasis jurnalisme berkedalaman serta menyajikan sudut pandang tajam dan menarik dengan pembahasan komprehensif yang kaya data. Membaca konten premium di kanal ini akan memperkaya perspektif, mempermudan memahami duduk perkara, dan mendapatkan data dan informasi yang utuh. Silakan mengakses dan menikmati…

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif