News
Kamis, 15 Desember 2022 - 13:40 WIB

10 Kecamatan di DKI Jakarta Alami Pergerakan Tanah, Ini Penjelasannya

Pernita Hestin Untari  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi: Sejumlah petugas Pemadam kebakaran dan BPBD DKI Jakarta melakukan penyisiran untuk mencari korban robohnya tembok sekolah di MTsN 19 Pondok Labu, Jakarta, Kamis (6/10/2022). Dalam peristiwa tersebut tiga orang pelajar MtsN 19 meninggal dunia tertimpa tembok. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/YU

Solopos.com, JAKARTA – Tanah di 10 kecamatan di DKI Jakarta masuk pada status tanah bergerak.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi (BPBD) DKI Jakarta menyatakan potensi pergerakan tanah itu terjadi di delapan kecamatan di Jakarta Selatan serta dua kecamatan di Jakarta Timur.

Advertisement

Delapan kecamatan di Jakarta Selatan yang menunjukkan potensi gerakan tanah menengah itu Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan.

Sedangkan dua kecamatan mengalami pergerakan tanah di Jakarta Timur, yaitu: Kramat Jati dan Pasar Rebo.

Baca Juga: Ini Data 7 Kecamatan di Sragen Terdampak Hujan Deras Disertai Angin Kencang

Advertisement

BPBD DKI menyebut, bahwa peta prakiraan ini didapat dari hasil tumpang susun data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) antara zona kerentanan gerakan tanah dan zona curah hujan.

“Prakiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah disusun berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari BMKG,” terang BPBD DKI Jakarta, dikutip dari laman Instagram resminya yang diunggah Sabtu (3/12/2022) lalu.

Baca Juga: Tertimbun Tanah Longsor, Jalan Menuju Pantai Siung Gunungkidul Sempat Terputus

Pergerakan tanah kerap diartikan sebagai tanah longsor, padahal keduanya memiliki perbedaan arti.

Advertisement

Pergerakan tanah merupakan proses perpindahan massa tanah atau batuan dengan arah gerak, mendatar atau miring dari kedudukan semula.

Pergerakan ini dapat disebabkan oleh pengaruh gravitasi, arus air dan beban luar.

Baca Juga: Dipicu Curah Hujan Tinggi, Tanah Longsor Timbun 4 Rumah di Ciamis

Sementara itu, tanah longsor merupakan tipe gerakan tanah yang pergerakannya cepat.

Advertisement

Adapun longsoran dengan bidang melengkung biasanya gerakannya perlahan-lahan/merayap tetapi merusak dan meruntuhkan bangunan di atasnya sehingga mengancam keselamatan penghuninya.

Melansir laman BPBD Kota Bogor, ada beberapa penyebab pergerakan tanah di antaranya erosi, tanah jenuh air, gempa bumi dan bahan berlebih.

Pengertian Erosi

Erosi menjadi salah satu penyebab timbulnya pergerakan tanah. Erosi bisa berasal dari berbagai jenis air tanah yang ada.

Salah satunya adalah erosi yang ditimbulkan oleh air hujan. Pergerakan tanah yang disebabkan erosi biasanya banyak ditemukan di lereng-lereng bukit yang curam.

Advertisement

Hal tersebut bisa terjadi karena lereng-lereng bukit yang curam.

Ini dapat menjadi sangat berbahaya apabila terjadi pada saat musim hujan dengan intensitas yang cukup tinggi.

Tanah Jenuh Air

Beberapa jenis tanah di Indonesia mayoritas suka air.

Tanah yang mampu menyerap air dengan cepat sangat berbahaya ketika musim hujan tiba karena saat intensitas hujan tinggi, akan berbanding dengan laju penyerapan tanah yang tinggi pula.

Ketika tanah tersebut telah mencapai titik jenuhnya, maka ada kemungkinan tanah akan kehilangan daya penopang. Hal tersebut kerap terjadi pada beberapa bencana yang berupa tanah ambles.

Gempa Bumi

Gempa bumi mampu mengakibatkan penurunan permukaan tanah dan juga likuifaksi.

Advertisement

Gempa bumi merupakan salah satu jenis bencana alam yang bisa dikatakan sangat menyebar rata.

Kejadian gempa bumi tidak memiliki hubungan terhadap jenis dan karakteristik tanah.

Hal tersebut karena kekuatannya yang terkadang cukup besar maka efek negatif yang timbul akan berbeda-beda.
Sebagai salah satu negara yang menjadi pertemuan beberapa lempeng dunia, Indonesia merupakan negara dengan ancaman gempa bumi yang tinggi.

Beban Berlebih

Terakhir adalah beban berlebih yang banyak terjadi di perkotaaan. Ancaman terjadinya pergerakan tanah akibat beban yang berlebih bisa sangat terjadi.

Pembangunan yang terus berkelanjutan dan tidak mengindahkan aspek alami juga bisa menjadi penyebabnya.

Bahayanya apabila terjadi pergerakan tanah maka bangunan atau fasilitas tersebut akan dapat roboh.

Selain itu pemberian beban berlebih pada tanah tanpa melihat terlebih dahulu karakteristik dan sifat dari tanah tersebut juga merupakan sebuah hal yang sangat berbahaya.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Apa Itu Pergerakan Tanah dan Bedanya dengan Longsor?”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif